Sabtu, November 16, 2013

Menulis Paragraf Analogi dan Generalisasi



Menulis Paragraf Analogi dan Generalisasi
v Macam-macam Paragraf
1. Berdasarkan Pola Pengembangan :
1.1.  Deduktif:
               a. Sebab akibat
               b. Akibat sebab
               c. Pola contoh
               d. Pola rincian
               e. Pola alas an

1.2. Induktif:
               a. Sebab akibat
               b. Akibat sebab
               c. Analogi
               d. Generalisasi

2. Berdasarkan Isi/Tujuannya
            2.1 Paragraf Narasi
            2.2 Paragraf Deskripsi
            2.3 Paragraf Eksposisi
            2.4 Paragraf Argumentasi
            2.5 Paragraf Persuasi

3. Berdasarkan Letak Kalimat Utamanya
            3.1 Paragraf Deduktif/ P. Umum-Khusus
            3.2 Paragraf Induktif/ P.Khusus-Umum
            3.3 Paragraf Deduktif-Induktif/P. Campuran
            3.4 Paragraf Ineratif




Contoh:
1.  Generalisasi (Data Kualitatif)
                        Pegawai negeri di lingkungan pemerintah DKI setiap hari Jumat harus memakai pakaian batik. Demikian juga pegawai negeri di lingkungan pendidikan DKI. Bahkan, pegawai negeri di instansi mana saja di DKI memakai batik setiap hari Jumat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semua pegawai negeri di DKI memakai batik setiap hari Jumat.
2. Analogi (berdasarkan kesamaan/kemiripan)
                        Sebuah pisau yang tajam dapat bermanfaat bagi manusia, dapat pula merugikan. Semua itu tergantung bagaimana menggunakanya. Begitu pula, perkembangan teknologi bisa bermanfaat bagi penggunanya, bisa juga merugikan. Jika digunakan dengan benar, perkembangan teknologi akan bermanfaat bagi manusia. Sebaliknya, apabila disalahgunakan, perkembangn teknologi justru akan merugikan. Dapat dikatakan bahwa bermanfaattidaknya perkembangan teknologi sama dengan sebuah pisau yang tajam.
3. Generalisasi ( Data Kuantitatif)
                        Pada minggu yang lalu SMAK Sang Timur membagikan kuisioner kepada seluruh orang tua wali murid tentang rencana kenaikan uang SPP. Hasil kuisioner tersebut menyatakan 70% orang tua wali murid kelas XII tidak setuju, 20% setuju, sedang 10% tidak menjawab. Sebesar 80% orang tua wali murid kelas XI menyatakan tidak setuju, 17% setuju, dan 3% tidak menjawab. Sebesar 90% orang tua wali murid kelas X menyatakan tidak setuju, 9% setuju, dan 1% tidak menjawab. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar orang tua wali murid SMAK Sang Timur  tidak menyetujui rencana kenaikan uang SPP.
4. Analogi (berdasarkan kebiasaan)
                        Pada hari Minggu minggu  pertama dan terakhir bulan Desember kemarin saya dan kakak berjalan-jalan di kota Bogor mengendarai mobil baru kakak. Ketika kami melintasi penjual tanaman, kakak langsung membeli tanaman bonsai. Pada minggu pertama bulan Januari ini kami berjalan-jalan lagi ke Bogor dan ketika melewati penjual tanaman kakak juga membeli tanaman bonsai. Minggu depan kami berencana akan jalan-jalan lagi ke Bogor. Saya dapat memastikan bahwa kakak akan membeli tanaman bonsai lagi ketika menemui penjual tanaman.


5. Deduktif Pola Contoh
            Keterampilan dan keahlian seseorang tidak hanya ditentukan oleh bakat, tetapi juga ditentukan oleh lingkungan yang membentuknya. Misalnya, Sutardji Calzoum Bachri menjadi penyair terkenal karena belajar kepada Ibrahim Sattah. Chairil banyak belajar kepada Sutardji. Begitu jua dengan Emha yang menjadi sastrawan terkenal karena belajar bersama teman seangkatannya.
6. Deduktif Pola Rincian
            Tenaga kerja yang diperlukan dalam persaingan bebas tenaga kerja adalah tenaga kerja yang mempunyai etos kerja tinggi, yaitu tenaga yang pandai, terampil, dan berkepribadian. Tenaga kerja yang pandai adalah tenaga kerja yang mempunyai kemampuan akademis memadai sesuai dengan disiplin ilmu tertentu. Terampil artinya mampu menerapkan kemampuan akademis yang dimiliki disertai kemampuan pendukung yang sesuai untuk diterapkan agar diperoleh hasil maksimal. Sementara itu, tenaga kerja yang berkepribadian adalah tenaga kerja yang mempunyai sikap loyal, disiplin, dan jujur.
7. Deduktif Pola Alasan
            Masyarakat merupakan lingkungan pendidikan yang harus diwaspadai oleh orang tua. Masyarakat termasuk ligkungan pendidikan ketiga setelah keluarga dan sekolah. Orang tua telah berusaha mendidik anak dengan baik. Sekolah juga selalu mengajarkan perilaku yang baik. Akan tetapi, semua itu akan sia-sia bila anak dibiarkan berada dalam lingkungan masyarakat yang tidak baik.

v  Paragraf Deduktif-Induktif/P. Campuran
Ø Dimulai dari pernyataan yang bersifat umum diperjelas dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.
Ø Kalimat utama berada di awal dan akhir paragraf.
Ø Kalimat utama yang berada di akhir paragraf bersifat penegasan kembali kalimat utama yang berada di awal paragraf dengan kalimat yang agak berbeda.


Ø Contoh: (Deduktif induktif)
            Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingginya kolesterol merupakan faktor risiko yang paling besar seseorang terserang penyakti jantung koroner. Hampir 80% penderita jantung koroner di Eropha disebabkan kadar kolesterol dalam tubuh yang tinggi. Bahkan, di Amerika hampir 90% penderita jantung koroner disebabkan karena makan makanan yang berkadar kolesterol tinggi. Begitu juga di Asia, sebagian besar penderita jantung koreoner disebabkan karena pola makan yang banyak mengandung kolesterol. Dengan demikian, kolesterol merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner.

Ø  Paragraf Ineratif
Ø Kalimat utama berada di tengah paragraf.
Ø Diawali dengan gagasan-gagasan penjelas sebagai pengantar, kemudian disajikan gagasan utama dan ditambahkan gagasan-gagasan penjelas.

Ø  Contoh: (Ineratif)
            Bencana gempa bumi dan tsunami melanda Aceh. Selain itu, gempa bumi juga melanda kota Yogyakarta dan beberapa kota lainnya. Banjir terjadi di kota Jakarta. Beberapa kapal tenggelam dan hilang di perairan. Kecelakaan pesawat juga terjadi di beberapa tempat. Indonesia memang sedang ditimpa banyak musibah dan bencana. Bencana-bencana tersebut menelan korban, baik harta maupun jiwa. Berbagai bencana yang berhubungan dengan virus penyakit juga melanda dan menelan korban yang tidak sedikit.

Senin, September 09, 2013

KRITIK SASTRA



Kritik Sastra
Kritik sastra?
v  Kritik sastra merupakan salah satu bidang studi sastra yang langsung berhadapan dengan karya sastra, secara langsung membicarakan karya sastra dengan penekanan pada penilaiannya.
Ø  Studi sastra meliputi tiga bidang, yaitu teori sastra, sejarah sastra, dan kritik sastra.
Ø  Aspek-aspek kritik sastra adalah:
§  Analisis
§  Interpretasi/penafsiran
§  Evaluasi/penilaian
Ø  Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks, maka untuk memahaminya perlu adanya analisis, yaitu penguraian terhadap bagian-bagian atau unsur-unsurnya.
Ø  Karya sastra terdiri dari struktur yang kompleks, pemikiran-pemikiran yang rumit, dan ditulis dengan medium bahasa yang rumit. Oleh karena itu karya sastra perlu ditafsirkan untuk memperjelas artinya.
Ø  Penafsiran/interpretasi karya sastra dalam arti luas adalah penafsiran kepada semua aspek karya sastra.
Ø  Dalam arti sempit, penafsiran/interpretasi karya sastra adalah penjelasan arti bahasa sastra dengan sarana analisis, parafrase, dan komentar,biasanya terpusat pada kegelapan, ambiguitas, dan bahasa kiasannya.
  • Sebuah karya sastra adalah sebuah karya seni. Oleh krena itu perlu diterangkan seperti apa nilai seni karya sastra itu.
Ø  Untuk menganalisis, menafsirkan, dan menilai karya sastra didasarkan pada orientasi karya sastra. Orientasi karya sastra meliputi:
§  orientasi mimetik
§  orientasi pragmatik
§  orientasi ekspresif
§  orientasi objektif
§  Orientasi mimetik memandang karya sastra sebagai tiruan, cerminan, ataupun representasi alam atau kehidupan. Orientasi ini mendasarkan kriteria penilaian pada “kebenaran” dari objek-objek yg digambarkan/yg hendak digambarkan.
§  Orientasi pragmatik memandang karya sastra sebagai sarana untuk mencapai tujuan pada pembaca. Orientasi ini cenderung menimbang nilai berdasarkan pada berhasilnya mencapai tujuan.
§  Orientasi ekspresif memandang karya sastra sebagai ekspresi, luapan, ucapan perasaan sebagai hasil imajinasi pengarang, pikiran-pikiran, dan perasaannya. Orientasi ini cenderung menimbang dengan keaslian atau kecocokan dg keadaan pikiran dan kejiwaan pengarang.
§  Orientasi objektif memandang karya sastra sebagai sesuatu yg mandiri artinya tidak dikaitkan dengan pengarang, pembaca, dan dunia sekelilingnya. Orientasi ini cenderung menerangkan karya sastra  didasarkan pada unsur-unsur yg membentuk karya sastra.
§  Manfaat kritik sastra:
§  perkembangan ilmu sastra
§  perkembangan kesusastraan
§  untuk kepentingan masyarakat yg menginginkan penerangan tentang karya sastra.