Rabu, Januari 11, 2017

KARANGAN ILMIAH


KARANGAN ILMIAH
v  Karangan ilmiah

      Karangan ilmiah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

Ø Tujuan karya ilmiah, antara lain:
  • Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitian dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
  • Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
  • Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
  • Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
  • Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Ø  Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
  • Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
  • Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
  • Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
  • Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
  • Memperoleh kepuasan intelektual;
  • Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
  • Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

Ø Ciri-Ciri Karangan Ilmiah


Tidak semua karya yang ditulis secara sistematis dan berdasarkan fakta di lapangan adalah sebuah karya ilmiah sebab karya ilmiah mempunyai ciri-ciri seperti berikut ini:

a.  Objektif
Keobjektifan ini tampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek (memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.

b.  Netral
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu, baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau memengaruhi pembaca harus dihindari.

c.   Sistematis
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demikian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya. Selain itu, penyajian karangan ilmiah sesuai dengan tata penyajian karangan ilmiah yang baku.

d.  Logis
Logis artinya setiap pernyataan yang disampaikan bisa diterima sesuai akal sehat dan memiliki hubungan yang masuk akal. Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.

e.  Menyajikan Fakta (bukan emosi atau perasaan)
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) harus dihindari.

f.    Ciri bahasa karangan ilmiah, meliputi:
1)    Menggunakan bahasa Indonesia ragam baku
Yaitu bahasa yang tunduk pada kaidah penulisan, pembentukan kata, penyususnan kalimat dan paragraf sesuai Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
2)    Karya ilmiah harus padat isi
Artinya pernyataan-pernyataan jelas, tetapi dengan jumlah kata sesedikit mungkin.
3)    Bahasa karya ilmiah harus memerhatikan diksi (pilihan kata)
Artinya pengarang harus secara teliti meneliti dan mempertimbangkan setiap kata dan kalimat agar pembaca memahami hal yang diungkapkan persis seperti yang dimaksudkan.
4)    Bahasa karya ilmiah bersifat ilmiah
Yaitu menggunakan kata-kata teknis, yaitu kata-kata (istilah) yang memiliki arti khusus sesuai dengan bidang ilmunya.

Ø  Macam-Macam Karangan Ilmiah/Karya Ilmiah

* Artikel Ilmiah Populer
Berbeda dengan artikel ilmiah, artikel ilmiah populer tidak terikat secara ketat dengan aturan penulisan ilmiah. Sebab, ditulis lebih bersifat umum, untuk konsumsi publik. Dinamakan ilmiah populer karena ditulis bukan untuk keperluan akademik tetapi dalam menjangkau pembaca khalayak. Karena itu aturan-aturan penulisan ilmiah tidak begitu ketat. Artikel ilmiah
popular biasanya dimuat di surat kabar atau majalah. Artikel dibuat berdasarkan berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan keduanya yang bisa ‘dibungkus’ dengan opini penulis.

* Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah, bisa ditulis secara khusus, bisa pula ditulis berdasarkan hasil penelitian semisal skripsi, tesis, disertasi, atau penelitian lainnya dalam bentuk lebih praktis. Artikel ilmiah dimuat pada jurnal-jurnal ilmiah. Kekhasan artikel ilmiah adalah pada penyajiannya yang tidak panjang lebar tetapi tidak megurangi nilai keilmiahannya.
Artikel ilmiah bukan sembarangan artikel, dan karena itu, jurnal-jurnal ilmiah mensyaratkan aturan sangat ketat sebelum sebuah artikel dapat dimuat. Pada setiap komponen artikel ilmiah ada pehitungan bobot. Karena itu, jurnal ilmiah dikelola oleh ilmuwan terkemuka yang ahli dibidangnya. Jurnal-jurnal ilmiah terakredetasi sangat menjaga pemuatan artikel. Akredetasi jurnal mulai dari D, C, B, dan A, dan atau bertaraf internasional. Bagi ilmuwan, apabila artikel ilmiahnya ditebitkan pada jurnal internasional, pertanda keilmuawannya ‘diakui’.

* Disertasi
Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar Doktor (Ph.D) dimungkinkan manakala mahasiswa (S3) telah mempertahankan disertasi dihadapan Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau Doktor dibidang masing-masing. Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis terinci.
Disertasi atau Ph.D Thesis ditulis berdasarkan metodolologi penelitian yang mengandung filosofi keilmuan yang tinggi. Mahahisiswa (S3) harus mampu (tanpa bimbingan) menentukan masalah, berkemampuan berpikikir abstrak serta menyelesaikan masalah praktis. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi.

* Tesis
Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Mahasiswa melakukan penelitian mandiri, menguji satu atau lebih hipotesis dalam mengungkapkan ‘pengetahuan baru’.
Tesis atau Master Thesis ditulis bersandar pada metodologi; metodologi penelitian dan metodologi penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi, terutama pembimbing. Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa merencanakan (masalah), melaksanakan; menggunakan instrumen, mengumpulkan dan menjajikan data, menganalisis, sampai mengambil kesimpulan dan rekomendasi.

* Skripsi
Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Bobotnya 6 satuan kredit semster (SKS) dan dalam pengerjakannya dibantu dosen pembimbing. Dosen pembimbing berperan ‘mengawal’ dari awal sampai akhir hingga mahasiswa mampu mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian skripsi.
Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.

* Makalah
Lazimnya, makalah dibuat melalui kedua cara berpikir tersebut. Tetapi, tidak menjadi soal manakala disajikan berbasis berpikir deduktif (saja) atau induktif (saja). Yang penting, tidak berdasar opini belaka.
Makalah, dalam tradisi akademik, adalah karya ilmuwan atau mahasiswa yang sifatnya paling ‘soft’ dari jenis karya ilmiah lainnya. Sekalipun, bobot akademik atau bahasan keilmuannya, adakalanya lebih tinggi. Misalnya, makalah yang dibuat oleh ilmuwan dibanding skripsi mahasiswa.

* Kertas Kerja
Kertas kerja pada prinsipnya sama dengan makalah. Kertas kerja dibuat dengan analisis lebih dalam dan tajam. Kertas kerja ditulis untuk dipresentasikan pada seminar atau lokakarya, yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan. Pada ‘perhelatan ilmiah’ tersebut kertas kerja dijadikan acuan untuk tujuan tertentu. Bisa jadi, kertas kerja ‘dimentahkan’ karena lemah, baik dari susut analisis rasional, empiris, ketepatan masalah, analisis, kesimpulan, atau kemanfaatannya.


v  Karangan Nonilmiah

      Karya nonilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).

Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah, yaitu:
1)    Ditulis berdasarkan fakta pribadi
2)    Fakta yang disimpulkan subyektif
3)    Gaya bahasa konotatif dan populer
4)    Tidak memuat hipotesis
5)    Penyajian dibarengi dengan sejarah
6)    Bersifat imajinatif
7)    Situasi didramatisir
8)    Bersifat persuasif
9)    Tanpa dukungan bukti.

Contoh karya non-ilmiah, yaitu:
  • Dongeng
  • Cerpen
  • Novel
  • Drama
  • Roman
v  Perbedaan Karya Ilmiah dengan Nonilmiah
      Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.
  1. Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.
  2. Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
  3. Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
v  Karangan Semi Ilmiah/Ilmiah Populer

Karangan semi Ilmiah adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan fakta umum dan menurut metodologi panulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya pun tidak semi-formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis semi ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
Karangan ilmiah populer merupakan karangan ilmiah yang bentuk, isi, dan bahasanya menggunakan kaidah-kaidah keilmuan, serta disajikan dalam bahasa yang santai dan mudah dipahami oleh masyarakat awam.
Slamet Suseno (dalam Dalman, 2012: 156) mengemukakan bahwa karya tulis ilmiah populer lebih banyak diciptakan dengan jalan menyadur tulisan orang lain daripada dengan jalan menulis gagasan, pendapat, dan pernyataannya sendiri. Karya ilmiah populer adalah karangan ilmiah yang berisi pembicaraan tentang ilmu pengetahuan dengan teknik penyajian yang sederhana mengenai hal-hal kehidupan sehari-hari.

Ø  Ciri-Ciri Karangan Ilmiah Populer
1.    Ditulis berdasarkan fakta pribadi
2.    Fakta yang disimpulkan subjektif
3.    Gaya bahasa formal dan popular
4.    Mementingkan diri penulis
5.    Melebih-lebihkan sesuatu
6.    Usulan-usulan bersifat argumentative dan Bersifat persuasive.

v  Bagian-Bagian Karangan Ilmiah
  1. Bagian Pelengkap Pendahuluan
  2. Bagian Isi
  3. Bagian Pelengkap Penutup
v Bagian-Bagian Karangan Ilmiah
1.  Bagian Pelengkap Pendahuluan
1)    Halaman Judul
2)    Halaman Persetujuan
3)    Halaman Pengesahan
4)    Lembar Motto (opsional)
5)    Lembar Persembahan (opsional)
6)    Kata Pengantar
7)    Daftar Isi
8)    Daftar Tabel, Daftar Lambang, Daftar Singkatan, dll. (jika ada)
9)    Abstrak

2.   Bagian Isi
1)    Bab I Pendahuluan
2)    Bab II Landasan Teori
3)    Bab III Metodologi Penelitian
4)    Bab IV Sajian dan Analisis Data
5)    Bab V Penutup

  3. Bagian Pelengkap Penutup
1)    Daftar Pustaka
2)    Lampiran
3)    Indeks
4)    Biografi

v Bagian-bagian Proposal Penelitian
1)    Judul Penelitian
2)    Latar Belakang masalah
3)    Rumusan Masalah
4)    Tujuan Penelitian
5)    Pembatasan Masalah
6)    Manfaat Penelitian
7)    Kerangka Teori
8)    Hipotesis
9)    Metode Penelitian
10) Sistematika Penyajian

1. Judul Penelitian
ü  Dirumuskan secara spesifik/tidak terlalu luas.
ü  Memuat populasi penelitian yg dibatasi.

2. Latar Belakang Masalah
ü  Berisi hal-hal yang mendorong penulis melakukan penelitian terhadap masalah yg akan dibahas.
ü  Hal-hal tersebut berupa fakta yg berasal dari observasi maupun hasil membaca berbagai referensi.

3. Rumusan Masalah
ü  Berisi uraian masalah yang akan dibahas atau dibicarakan/dipecahkan melalui penelitian.
ü  Uraian masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
ü  Rumusan Masalah bersifat hipotetik: jawaban atas pertanyaan itu dapat dibuktikan melalui penelitian.

4. Tujuan Penelitian
ü Berisi tujuan dari penelitian  yang akan dilakukan.
ü Tujuan penelitian ini didasarkan atas rumusan masalah yang sudah dirumuskan.

5. Pembatasan Masalah
ü penjelasan singkat tentang spesifikasi masalah yang akan diteliti.
ü Bagian ini diperlukan  apabila cakupan masalah dipandang terlalu luas atau masalah yang disampaikan dapat mengundang pengertian yg ganda.

v  Contoh
Ø  Judul
Analisis Penggunaan Bahasa Alay dalam Percakapan Sehari-hari Siswa-Siswi SMAK Sang Timur Melalui Media Komunikasi Elektronik.
Ø  Rumusan Masalah
  1. Bagaimanakah pola penggunaan bahasa Alay siswa-siswi SMAK Sang Timur dalam media komunikasi elektronik ?
  2. Apakah fungsi penggunaan bahasa Alay dalam percakapan siswa-siswi SMAK Sang Timur melalui media komunikasi elektronik?
Ø  Tujuan Penelitian
  1. untuk mengetahui pola penggunaan bahasa Alay siswa-siswi SMAK Sang Timur dalam media komunikasi elektronik.
  2. untuk mengetahui fungsi penggunaan bahasa Alay dalam percakapan melalui media komunikasi elektronik.
Ø  Pembatasan Masalah
ü Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian terhadap penggunaan bahasa alay dalam percakapan sehari-hari siswa-siswi SMAK Sang Timur melalui media komunikasi elektronik. Media komunikasi elektronik yang dimaksud adalah media sosial online yang meliputi facebook, BBM, Yahoo Messanger, Blog, Twitter, Email, Chatting, dan Friendster. Sedangkan siswa-siswi SMAK Sang Timur yang diteliti adalah siswa-siswi SMAK Sang Timur Jakarta tahun pelajaran 2012/2013.

6. Manfaat Penelitian
ü Memuat nilai penting hasil penelitian yang dilakukan bagi kepentingan masyarakat, baik masyarakat umum maupun masyarakat dalam arti khusus (kalangan tertentu saja).

7. Kerangka Teori
ü Memuat prinsip-prinsip teori yang digunakan dalam penelitian & untuk  membantu menganalisis masalah.
ü Disajikan dalam bentuk wacana singkat.

8. Hipotesis
ü  Merupakan simpulan awal terhadap masalah/ jawaban sementara dari masalah.
ü  Perumusan hipotesis didasarkan atas observasi awal terhadap masalah yang dibahas dan membaca berbagai referensi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

9. Metode Penelitian
ü  Cara yang digunakan untuk melakukan penelitian /pengumpulan data.

ü  Jenis metode penelitian yang umum
§  Metode Observasi/Pengamatan
§  Metode Eksperimen/Percobaan
§  Metode Kuisioner/Angket
§  Metode Wawancara/Interviu
§  Metode Studi Pustaka
10. Sistematika Penyajian
ü memuat urutan penyajian karya tulis dari bab pendahuluan sampai bab penutup yang disajikan secara singkat dalam bentuk paragraf.

v Metode Penelitian

Ø  Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Ø  Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Ø  Rasional berarti kegiatan penenlitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal.
Ø  Empiris berarti cara-cara yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.
Ø  Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.


1.     Observasi/Pengamatan
ü Pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak/ terjadi pada objek penelitian.
ü Secara sistematis artinya pengamatan dan pencatatan dilakukan menurut prosedur dan aturan-aturan tertentu sehingga dapat diulangi kembali oleh peneliti lain.
ü Dalam observasi pengamatan dilakukan secara wajar dan yang sebenarnya tanpa ada usaha yang disengaja untuk memengaruhi, mengatur, atau memanipulasi objek pengamatan.

2. Eksperimen/Percobaan
ü Dilakukan dengan cara melakukan percobaan secara cermat untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara gejala yang timbul dengan adanya perlakuan (treatment).

3.     Kuisioner/Angket
ü Usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden.
ü Cocok untuk objek yang beraneka ragam yang lokasinya tersebar di daerah yang luas dan dalam jumlah yang besar.

4.     Wawancara/Interviu
ü Proses Tanya jawab secara verbal antara peneliti dengan responden dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.
ü Untuk mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam.
ü Lebih cocok untuk responden yang jumlahnya sedikit.

5.     Studi Pustaka
ü Cara pengumpulan data dengan melakukan penelaahan/kajian teoritis terhadap berbagai literatur, buku, catatan,serta berbagai laporan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

v Populasi dan Sampel Penelitian

Ø  Populasi Penelitian
ü keseluruhan objek penelitian yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.

Ø  Sampel Penelitian
ü bagian dari populasi yang menjadi sumber data
ü bagian dari populasi yg benar-benar diteliti
ü Sampel penelitian diperlukan jika populasi penelitian bersifat heterogen dan jumlahnya cukup besar.
ü Sampel penelitian harus bersifat representatif:
§ Bisa mewaikili seluruh objek penelitian/ populasi penelitian.
§ Terdiri dari unsur-unsur yg memiliki sifat-sifat populasi.
Ø  Contoh:
ü Judul Penelitian:
§ Pengaruh Pemakaian Handphone terhadap Prestasi Belajar Siswa-siswi SMA Katolik Sang Timur Jakarta
ü Populasi Penelitian:
§ Siswa-siswi  SMA Katolik Sang Timur Jakarta tahun ajaran 2011/2012
ü Sampel Penelitian:
§ 180 siswa-siswi SMA Katolik Sang Timur Jakarta tahun ajaran 2011/2012 terdiri dari 18 kelas masing-masing kelas diambil 10 orang sebagai sampel.

v Jenis-jenis Populasi

Ø Berdasarkan jumlahnya
1.  Populasi terbatas/populasi terhingga
ü Sumber data yg jelas batas-batasnya secara kuantitatif karena memiliki karakteristik yg terbatas.
ü Misalnya:
§ 3.000.000 orang narapidana di Indonesia yg menghuni Lembaga Pemasyarakatan sejak  1 Januari 2005, dijatuhi hukuman minimal 3 tahun penjara.

2. Populasi tak terbatas/populasi tak terhingga
ü Sumber data yg tidak dapat ditentukan batas-batasnya secara kualitatif.
ü Tidak dapat ditentukan jumlahnya secara kuantitatif.
ü Misalnya:
§ Narapidana di Indonesia

Ø Berdasarkan sifatnya
      1. Populasi yang bersifat homogen
      2. Populasi yang bersifat heterogen

1.  Populasi yang bersifat homogen
ü Sumber data yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama.
ü Tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.
ü Terdapat dalam ilmu eksakta/IPA
ü Misalnya:
§ Penelitian terhadap gejala berupa reaksi bilamana dua unsur kimia bersenyawa dengan cara sengaja mencampurkan kedua unsur tersebut.

2. Populasi yang bersifat heterogen
ü Sumber data yang unsur-unsurnya memiliki sifat/keadaan yang bervariasi
ü Perlu ditetapkan batas-batasnya secara kuantitatif dan kualitatif
ü Terdapat dalam penelitian bidang sosial.