KARANGAN ILMIAH
v Karangan ilmiah
Karangan ilmiah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ø Tujuan karya ilmiah, antara lain:
- Sebagai
wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitian dalam bentuk
tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
- Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga
tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi
penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu
pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
- Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi
wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau
orang-orang yang berminat membacanya.
- Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki
mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya
ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan
dari jurusannya.
- Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Ø Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
- Melatih
untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
- Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai
sumber;
- Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
- Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas
dan sistematis;
- Memperoleh kepuasan intelektual;
- Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
- Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk
penelitian selanjutnya
Ø Ciri-Ciri Karangan Ilmiah
Tidak semua karya yang ditulis secara sistematis dan
berdasarkan fakta di lapangan adalah sebuah karya ilmiah sebab karya ilmiah
mempunyai ciri-ciri seperti berikut ini:
a. Objektif
Keobjektifan ini tampak pada setiap fakta dan data yang
diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga
setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang
bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek
(memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
b. Netral
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau
penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu, baik kepentingan pribadi
maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak,
membujuk, atau memengaruhi pembaca harus dihindari.
c. Sistematis
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis
apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan,
klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demikian, pembaca akan
bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya. Selain itu, penyajian karangan
ilmiah sesuai dengan tata penyajian karangan ilmiah yang baku.
d. Logis
Logis artinya setiap pernyataan yang disampaikan bisa
diterima sesuai akal sehat dan memiliki hubungan yang masuk akal. Kelogisan ini
bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau
deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola
induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis
digunakan pola deduktif.
e. Menyajikan Fakta (bukan emosi atau perasaan)
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah
harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau
ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan
sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan
hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) harus dihindari.
f. Ciri bahasa karangan ilmiah, meliputi:
1) Menggunakan bahasa Indonesia ragam baku
Yaitu bahasa yang
tunduk pada kaidah penulisan, pembentukan kata, penyususnan kalimat dan paragraf
sesuai Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
2) Karya ilmiah harus padat isi
Artinya
pernyataan-pernyataan jelas, tetapi dengan jumlah kata sesedikit mungkin.
3) Bahasa karya ilmiah harus memerhatikan diksi (pilihan kata)
Artinya pengarang
harus secara teliti meneliti dan mempertimbangkan setiap kata dan kalimat agar
pembaca memahami hal yang diungkapkan persis seperti yang dimaksudkan.
4) Bahasa karya ilmiah bersifat ilmiah
Yaitu menggunakan
kata-kata teknis, yaitu kata-kata (istilah) yang memiliki arti khusus sesuai
dengan bidang ilmunya.
Ø Macam-Macam Karangan Ilmiah/Karya Ilmiah
* Artikel Ilmiah Populer
Berbeda dengan artikel ilmiah, artikel ilmiah populer tidak terikat secara ketat dengan aturan penulisan ilmiah. Sebab, ditulis lebih bersifat umum, untuk konsumsi publik. Dinamakan ilmiah populer karena ditulis bukan untuk keperluan akademik tetapi dalam menjangkau pembaca khalayak. Karena itu aturan-aturan penulisan ilmiah tidak begitu ketat. Artikel ilmiah
popular biasanya dimuat di surat kabar atau majalah. Artikel dibuat berdasarkan berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan keduanya yang bisa ‘dibungkus’ dengan opini penulis.
Berbeda dengan artikel ilmiah, artikel ilmiah populer tidak terikat secara ketat dengan aturan penulisan ilmiah. Sebab, ditulis lebih bersifat umum, untuk konsumsi publik. Dinamakan ilmiah populer karena ditulis bukan untuk keperluan akademik tetapi dalam menjangkau pembaca khalayak. Karena itu aturan-aturan penulisan ilmiah tidak begitu ketat. Artikel ilmiah
popular biasanya dimuat di surat kabar atau majalah. Artikel dibuat berdasarkan berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan keduanya yang bisa ‘dibungkus’ dengan opini penulis.
* Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah, bisa ditulis secara khusus, bisa pula ditulis berdasarkan hasil penelitian semisal skripsi, tesis, disertasi, atau penelitian lainnya dalam bentuk lebih praktis. Artikel ilmiah dimuat pada jurnal-jurnal ilmiah. Kekhasan artikel ilmiah adalah pada penyajiannya yang tidak panjang lebar tetapi tidak megurangi nilai keilmiahannya.
Artikel ilmiah bukan sembarangan artikel, dan karena itu, jurnal-jurnal ilmiah mensyaratkan aturan sangat ketat sebelum sebuah artikel dapat dimuat. Pada setiap komponen artikel ilmiah ada pehitungan bobot. Karena itu, jurnal ilmiah dikelola oleh ilmuwan terkemuka yang ahli dibidangnya. Jurnal-jurnal ilmiah terakredetasi sangat menjaga pemuatan artikel. Akredetasi jurnal mulai dari D, C, B, dan A, dan atau bertaraf internasional. Bagi ilmuwan, apabila artikel ilmiahnya ditebitkan pada jurnal internasional, pertanda keilmuawannya ‘diakui’.
Artikel ilmiah, bisa ditulis secara khusus, bisa pula ditulis berdasarkan hasil penelitian semisal skripsi, tesis, disertasi, atau penelitian lainnya dalam bentuk lebih praktis. Artikel ilmiah dimuat pada jurnal-jurnal ilmiah. Kekhasan artikel ilmiah adalah pada penyajiannya yang tidak panjang lebar tetapi tidak megurangi nilai keilmiahannya.
Artikel ilmiah bukan sembarangan artikel, dan karena itu, jurnal-jurnal ilmiah mensyaratkan aturan sangat ketat sebelum sebuah artikel dapat dimuat. Pada setiap komponen artikel ilmiah ada pehitungan bobot. Karena itu, jurnal ilmiah dikelola oleh ilmuwan terkemuka yang ahli dibidangnya. Jurnal-jurnal ilmiah terakredetasi sangat menjaga pemuatan artikel. Akredetasi jurnal mulai dari D, C, B, dan A, dan atau bertaraf internasional. Bagi ilmuwan, apabila artikel ilmiahnya ditebitkan pada jurnal internasional, pertanda keilmuawannya ‘diakui’.
* Disertasi
Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar Doktor (Ph.D) dimungkinkan manakala mahasiswa (S3) telah mempertahankan disertasi dihadapan Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau Doktor dibidang masing-masing. Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis terinci.
Disertasi atau Ph.D Thesis ditulis berdasarkan metodolologi penelitian yang mengandung filosofi keilmuan yang tinggi. Mahahisiswa (S3) harus mampu (tanpa bimbingan) menentukan masalah, berkemampuan berpikikir abstrak serta menyelesaikan masalah praktis. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi.
Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar Doktor (Ph.D) dimungkinkan manakala mahasiswa (S3) telah mempertahankan disertasi dihadapan Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau Doktor dibidang masing-masing. Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis terinci.
Disertasi atau Ph.D Thesis ditulis berdasarkan metodolologi penelitian yang mengandung filosofi keilmuan yang tinggi. Mahahisiswa (S3) harus mampu (tanpa bimbingan) menentukan masalah, berkemampuan berpikikir abstrak serta menyelesaikan masalah praktis. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi.
* Tesis
Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Mahasiswa melakukan penelitian mandiri, menguji satu atau lebih hipotesis dalam mengungkapkan ‘pengetahuan baru’.
Tesis atau Master Thesis ditulis bersandar pada metodologi; metodologi penelitian dan metodologi penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi, terutama pembimbing. Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa merencanakan (masalah), melaksanakan; menggunakan instrumen, mengumpulkan dan menjajikan data, menganalisis, sampai mengambil kesimpulan dan rekomendasi.
Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Mahasiswa melakukan penelitian mandiri, menguji satu atau lebih hipotesis dalam mengungkapkan ‘pengetahuan baru’.
Tesis atau Master Thesis ditulis bersandar pada metodologi; metodologi penelitian dan metodologi penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi, terutama pembimbing. Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa merencanakan (masalah), melaksanakan; menggunakan instrumen, mengumpulkan dan menjajikan data, menganalisis, sampai mengambil kesimpulan dan rekomendasi.
* Skripsi
Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Bobotnya 6 satuan kredit semster (SKS) dan dalam pengerjakannya dibantu dosen pembimbing. Dosen pembimbing berperan ‘mengawal’ dari awal sampai akhir hingga mahasiswa mampu mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian skripsi.
Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Bobotnya 6 satuan kredit semster (SKS) dan dalam pengerjakannya dibantu dosen pembimbing. Dosen pembimbing berperan ‘mengawal’ dari awal sampai akhir hingga mahasiswa mampu mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian skripsi.
Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
* Makalah
Lazimnya, makalah dibuat melalui kedua cara berpikir tersebut. Tetapi, tidak menjadi soal manakala disajikan berbasis berpikir deduktif (saja) atau induktif (saja). Yang penting, tidak berdasar opini belaka.
Makalah, dalam tradisi akademik, adalah karya ilmuwan atau mahasiswa yang sifatnya paling ‘soft’ dari jenis karya ilmiah lainnya. Sekalipun, bobot akademik atau bahasan keilmuannya, adakalanya lebih tinggi. Misalnya, makalah yang dibuat oleh ilmuwan dibanding skripsi mahasiswa.
Lazimnya, makalah dibuat melalui kedua cara berpikir tersebut. Tetapi, tidak menjadi soal manakala disajikan berbasis berpikir deduktif (saja) atau induktif (saja). Yang penting, tidak berdasar opini belaka.
Makalah, dalam tradisi akademik, adalah karya ilmuwan atau mahasiswa yang sifatnya paling ‘soft’ dari jenis karya ilmiah lainnya. Sekalipun, bobot akademik atau bahasan keilmuannya, adakalanya lebih tinggi. Misalnya, makalah yang dibuat oleh ilmuwan dibanding skripsi mahasiswa.
* Kertas Kerja
Kertas kerja pada prinsipnya sama dengan makalah. Kertas kerja dibuat dengan analisis lebih dalam dan tajam. Kertas kerja ditulis untuk dipresentasikan pada seminar atau lokakarya, yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan. Pada ‘perhelatan ilmiah’ tersebut kertas kerja dijadikan acuan untuk tujuan tertentu. Bisa jadi, kertas kerja ‘dimentahkan’ karena lemah, baik dari susut analisis rasional, empiris, ketepatan masalah, analisis, kesimpulan, atau kemanfaatannya.
Kertas kerja pada prinsipnya sama dengan makalah. Kertas kerja dibuat dengan analisis lebih dalam dan tajam. Kertas kerja ditulis untuk dipresentasikan pada seminar atau lokakarya, yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan. Pada ‘perhelatan ilmiah’ tersebut kertas kerja dijadikan acuan untuk tujuan tertentu. Bisa jadi, kertas kerja ‘dimentahkan’ karena lemah, baik dari susut analisis rasional, empiris, ketepatan masalah, analisis, kesimpulan, atau kemanfaatannya.
v Karangan Nonilmiah
Karya nonilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah, yaitu:
1)
Ditulis
berdasarkan fakta pribadi
2)
Fakta
yang disimpulkan subyektif
3)
Gaya
bahasa konotatif dan populer
4)
Tidak
memuat hipotesis
5)
Penyajian
dibarengi dengan sejarah
6)
Bersifat
imajinatif
7)
Situasi
didramatisir
8)
Bersifat
persuasif
9)
Tanpa
dukungan bukti.
Contoh karya non-ilmiah, yaitu:
- Dongeng
- Cerpen
- Novel
- Drama
- Roman
v Perbedaan Karya Ilmiah dengan Nonilmiah
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.
- Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil
penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian
antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan
dengan pengamatan atau observasi.
- Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya,
dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan
langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses
pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
- Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam
bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik
penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar
para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
v Karangan
Semi Ilmiah/Ilmiah Populer
Karangan semi Ilmiah adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan fakta umum dan menurut metodologi panulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya pun tidak semi-formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis semi ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
Karangan ilmiah populer merupakan karangan ilmiah yang
bentuk, isi, dan bahasanya menggunakan kaidah-kaidah keilmuan, serta disajikan
dalam bahasa yang santai dan mudah dipahami oleh masyarakat awam.
Slamet Suseno (dalam Dalman, 2012: 156) mengemukakan bahwa
karya tulis ilmiah populer lebih banyak diciptakan dengan jalan menyadur
tulisan orang lain daripada dengan jalan menulis gagasan, pendapat, dan
pernyataannya sendiri. Karya ilmiah populer adalah karangan ilmiah yang berisi
pembicaraan tentang ilmu pengetahuan dengan teknik penyajian yang sederhana
mengenai hal-hal kehidupan sehari-hari.
Ø Ciri-Ciri Karangan Ilmiah
Populer
1.
Ditulis
berdasarkan fakta pribadi
2.
Fakta
yang disimpulkan subjektif
3.
Gaya
bahasa formal dan popular
4.
Mementingkan
diri penulis
5.
Melebih-lebihkan
sesuatu
6.
Usulan-usulan
bersifat argumentative dan Bersifat persuasive.
v
Bagian-Bagian Karangan Ilmiah
- Bagian
Pelengkap Pendahuluan
- Bagian
Isi
- Bagian
Pelengkap Penutup
v
Bagian-Bagian Karangan Ilmiah
1. Bagian Pelengkap Pendahuluan
1)
Halaman Judul
2)
Halaman Persetujuan
3)
Halaman Pengesahan
4)
Lembar Motto (opsional)
5)
Lembar Persembahan
(opsional)
6)
Kata Pengantar
7)
Daftar Isi
8)
Daftar Tabel, Daftar
Lambang, Daftar Singkatan, dll. (jika ada)
9)
Abstrak
2. Bagian Isi
1)
Bab I Pendahuluan
2)
Bab II Landasan Teori
3)
Bab III Metodologi
Penelitian
4)
Bab IV Sajian dan Analisis
Data
5)
Bab V Penutup
3. Bagian
Pelengkap Penutup
1)
Daftar Pustaka
2)
Lampiran
3)
Indeks
4)
Biografi
v Bagian-bagian Proposal
Penelitian
1)
Judul Penelitian
2)
Latar Belakang masalah
3)
Rumusan Masalah
4)
Tujuan Penelitian
5)
Pembatasan Masalah
6)
Manfaat Penelitian
7)
Kerangka Teori
8)
Hipotesis
9)
Metode Penelitian
10) Sistematika Penyajian
1. Judul Penelitian
ü
Dirumuskan secara
spesifik/tidak terlalu luas.
ü
Memuat populasi penelitian
yg dibatasi.
2. Latar Belakang Masalah
ü
Berisi
hal-hal yang mendorong penulis melakukan penelitian terhadap masalah yg akan dibahas.
ü
Hal-hal tersebut berupa
fakta yg berasal
dari observasi maupun hasil membaca berbagai referensi.
3. Rumusan Masalah
ü
Berisi
uraian masalah yang akan dibahas atau dibicarakan/dipecahkan melalui penelitian.
ü
Uraian masalah dirumuskan
dalam bentuk kalimat tanya.
ü
Rumusan Masalah
bersifat hipotetik: jawaban atas pertanyaan itu dapat dibuktikan
melalui penelitian.
4. Tujuan
Penelitian
ü
Berisi
tujuan dari penelitian yang akan
dilakukan.
ü
Tujuan
penelitian ini didasarkan atas rumusan masalah yang sudah dirumuskan.
5. Pembatasan
Masalah
ü
penjelasan
singkat tentang spesifikasi masalah yang akan diteliti.
ü
Bagian
ini diperlukan apabila cakupan masalah
dipandang terlalu luas atau masalah yang disampaikan dapat mengundang pengertian yg ganda.
v Contoh
Ø Judul
Analisis
Penggunaan Bahasa Alay dalam
Percakapan Sehari-hari Siswa-Siswi SMAK Sang Timur Melalui Media Komunikasi Elektronik.
Ø Rumusan Masalah
- Bagaimanakah pola penggunaan
bahasa Alay siswa-siswi SMAK Sang Timur dalam media komunikasi elektronik ?
- Apakah fungsi penggunaan bahasa Alay dalam percakapan siswa-siswi SMAK Sang Timur melalui media komunikasi
elektronik?
Ø Tujuan Penelitian
- untuk mengetahui pola penggunaan bahasa Alay siswa-siswi SMAK Sang Timur dalam media komunikasi elektronik.
- untuk mengetahui fungsi penggunaan bahasa Alay dalam percakapan melalui media komunikasi elektronik.
Ø Pembatasan Masalah
ü
Dalam
penelitian ini penulis melakukan penelitian terhadap penggunaan
bahasa alay dalam
percakapan sehari-hari siswa-siswi SMAK Sang Timur melalui media
komunikasi elektronik.
Media komunikasi elektronik yang dimaksud adalah media sosial online yang
meliputi facebook, BBM, Yahoo Messanger, Blog, Twitter, Email,
Chatting, dan Friendster. Sedangkan siswa-siswi SMAK Sang Timur yang diteliti adalah
siswa-siswi SMAK Sang Timur Jakarta tahun pelajaran 2012/2013.
6. Manfaat
Penelitian
ü
Memuat nilai penting
hasil penelitian yang dilakukan bagi kepentingan masyarakat, baik masyarakat
umum maupun masyarakat dalam arti khusus (kalangan tertentu saja).
7. Kerangka Teori
ü
Memuat prinsip-prinsip teori yang
digunakan dalam penelitian & untuk
membantu menganalisis masalah.
ü
Disajikan dalam bentuk
wacana singkat.
8. Hipotesis
ü Merupakan simpulan awal terhadap masalah/ jawaban
sementara dari masalah.
ü Perumusan hipotesis
didasarkan atas observasi awal terhadap masalah yang dibahas dan membaca
berbagai referensi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
9. Metode Penelitian
ü Cara yang digunakan
untuk melakukan penelitian /pengumpulan data.
ü Jenis metode penelitian yang umum
§
Metode
Observasi/Pengamatan
§
Metode
Eksperimen/Percobaan
§
Metode
Kuisioner/Angket
§
Metode
Wawancara/Interviu
§
Metode
Studi Pustaka
10. Sistematika Penyajian
ü
memuat
urutan penyajian karya tulis dari bab pendahuluan sampai bab penutup yang disajikan secara singkat dalam bentuk paragraf.
v Metode Penelitian
Ø
Metode
penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu.
Ø
Cara
ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu
rasional, empiris, dan sistematis.
Ø
Rasional
berarti kegiatan penenlitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal.
Ø
Empiris
berarti cara-cara yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia, sehingga
orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.
Ø
Sistematis
berarti proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah
tertentu yang bersifat logis.
1.
Observasi/Pengamatan
ü Pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak/ terjadi pada objek
penelitian.
ü Secara sistematis
artinya pengamatan dan pencatatan dilakukan menurut prosedur dan aturan-aturan
tertentu sehingga dapat diulangi kembali oleh peneliti lain.
ü Dalam observasi
pengamatan dilakukan secara wajar dan yang sebenarnya tanpa ada usaha yang
disengaja untuk memengaruhi, mengatur, atau memanipulasi objek pengamatan.
2.
Eksperimen/Percobaan
ü Dilakukan dengan cara
melakukan percobaan secara cermat untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara
gejala yang timbul dengan adanya perlakuan (treatment).
3.
Kuisioner/Angket
ü Usaha mengumpulkan
informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara
tertulis pula oleh responden.
ü Cocok untuk objek yang
beraneka ragam yang lokasinya tersebar di daerah yang luas dan dalam jumlah
yang besar.
4.
Wawancara/Interviu
ü Proses Tanya jawab
secara verbal antara peneliti dengan responden dengan mengajukan sejumlah
pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.
ü Untuk mengetahui
hal-hal dari responden secara mendalam.
ü Lebih cocok untuk
responden yang jumlahnya sedikit.
5.
Studi
Pustaka
ü Cara
pengumpulan data dengan melakukan penelaahan/kajian teoritis terhadap berbagai
literatur, buku, catatan,serta berbagai laporan yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti.
v Populasi dan Sampel Penelitian
Ø
Populasi
Penelitian
ü
keseluruhan
objek penelitian yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.
Ø
Sampel
Penelitian
ü
bagian
dari populasi yang menjadi sumber data
ü
bagian
dari populasi yg benar-benar diteliti
ü
Sampel
penelitian diperlukan jika populasi penelitian bersifat heterogen dan jumlahnya
cukup besar.
ü
Sampel
penelitian harus bersifat representatif:
§
Bisa
mewaikili seluruh objek penelitian/ populasi penelitian.
§
Terdiri
dari unsur-unsur yg memiliki sifat-sifat populasi.
Ø
Contoh:
ü
Judul
Penelitian:
§
Pengaruh
Pemakaian Handphone terhadap Prestasi Belajar Siswa-siswi SMA Katolik
Sang Timur Jakarta
ü
Populasi
Penelitian:
§
Siswa-siswi SMA Katolik Sang Timur Jakarta tahun ajaran
2011/2012
ü
Sampel
Penelitian:
§
180
siswa-siswi SMA Katolik Sang Timur Jakarta tahun ajaran 2011/2012 terdiri dari
18 kelas masing-masing kelas diambil 10 orang sebagai sampel.
v
Jenis-jenis Populasi
Ø
Berdasarkan
jumlahnya
1. Populasi
terbatas/populasi terhingga
ü
Sumber
data yg jelas batas-batasnya secara kuantitatif karena memiliki karakteristik
yg terbatas.
ü
Misalnya:
§
3.000.000
orang narapidana di Indonesia yg menghuni Lembaga Pemasyarakatan sejak 1 Januari 2005, dijatuhi hukuman minimal 3
tahun penjara.
2.
Populasi tak terbatas/populasi tak terhingga
ü Sumber data yg tidak
dapat ditentukan batas-batasnya secara kualitatif.
ü Tidak dapat ditentukan
jumlahnya secara kuantitatif.
ü Misalnya:
§
Narapidana
di Indonesia
Ø
Berdasarkan
sifatnya
1. Populasi yang bersifat homogen
2. Populasi yang bersifat heterogen
1. Populasi yang bersifat
homogen
ü
Sumber
data yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama.
ü
Tidak
perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.
ü
Terdapat
dalam ilmu eksakta/IPA
ü
Misalnya:
§
Penelitian
terhadap gejala berupa reaksi bilamana dua unsur kimia bersenyawa dengan cara
sengaja mencampurkan kedua unsur tersebut.
2.
Populasi yang bersifat heterogen
ü
Sumber
data yang unsur-unsurnya memiliki sifat/keadaan yang bervariasi
ü
Perlu
ditetapkan batas-batasnya secara kuantitatif dan kualitatif
ü
Terdapat
dalam penelitian bidang sosial.