PROPOSAL PENELITIAN
1. Judul
Analisis Penggunaan Bahasa Gaul dalam Percakapan Sehari-hari
melalui Media Komunikasi Elektronik Siswa-siswi SMAK Sang Timur
2 2. Latar
Belakang Masalah
Dalam
era globalisasi seperti saat ini setiap orang dituntut untuk mampu mengoperasikan
media-media komunikasi yang canggih, dengan tujuan untuk mempermudah proses
komunikasi. Generasi muda saat ini pun terutama di kota besar seperti Jakarta
telah banyak yang mampu menguasai alat komuniksai modern seperti penggunaan facebook, BBM, Twitter, Email, dan Chatting.
Penyampaian pesan dalam komunikasi dapat di lakukan dalam berbagai cara.
Salah satu yang paling mudah dan paling sering digunakan adalah bahasa. Bahasa
memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan adanya
bahasa, manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya. Komunikasi yang baik
dapat terjadi apabila bahasa yang digunakan sama. Penggunaan bahasa Indonesia
pada penyampaian pesan melalui media elektronik tentu sangat berbeda dengan
penggunaan bahasa secara lisan dan langsung, hal ini disebabkan oleh terbatasnya karakter
yang disediakan oleh provider. Akibat hal ini kesalahan tata bahasa sering
terjadi.
Di
dunia ini terdapat beragam bahasa. Tidak seorang pun yang sanggup menguasai
semua bahasa itu. Di Indonesia khususnya dengan berbagai ragam budaya yang ada
tentu disertai berbagai macam bahasa. Sebagai contoh di daerah Jawa saja sudah
terdapat beberapa bahasa yang digunakan oleh masyarakat misalnya bahasa Sunda,
bahasa Jawa dan juga bahasa Madura. Menyadari keragaman bahasa yang ada bangsa
Indonesia menetapkan satu bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia. Dalam masa
era globalisasi sekarang ini, banyak sekali bahasa – bahasa adopsi baik dari
bahasa daerah maupun dari bahasa asing.
Berdasarkan
uraian di atas peneliti sebagai generasi muda penerus bangsa tertarik untuk
mengetahui apakah generasi muda khususnya SMAK Sang Timur di saat ini mampu
melestarikan bahasa persatuan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar dalam percakapan sehari-hari khususnya melalui media komunikasi
elektronik.
3 3. Rumusan
masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas peneliti merumuskan beberapa hal berikut.
1. Bagaimanakah pola penggunaan bahasa gaul
siswa-siswi SMAK Sang Timur dalam media komunikasi elektronik ?
2. Apakah fungsi penggunaan bahasa gaul dalam
percakapan melalui media komunikasi elektronik ?
3. Bagaimanakah pendapat siswa-siswi SMAK
Sang Timur tentang penggunaan bahasa gaul dalam percakapan sehari-hari ?
4. Tujuan
penelitian
Berdasarkan Rumusan Masalah di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pola penggunaan bahasa
Indonesia siswa-siswi SMAK Sang Timur dalam media komunikasi elektronik.
2. Untuk mengetahui fungsi penggunaan
bahasa gaul dalam percakapan melalui media komunikasi elektronik.
3. Untuk mengetahui pendapat siswa-siswi
SMAK Sang Timur tentang penggunaan bahasa gaul dalam percakapan sehari-hari.
5.
Pembatasan Masalah
Banyak
kesalahan yang dilakukan oleh para pengguna bahasa Indonesia, terutama dalam
percakapan informal dalam media-media komunikasi modern seperti: facebook, BBM, Yahoo Messanger, Blog,
Twitter, Email, Chatting, dan Friendster, maka peneliti membatasi
penelitian Penggunaan Bahasa Indonesia benar dalam percakapan informal sehari-hari
remaja di SMAK Sang Timur dalam media
komunikasi elektronik khususnya twitter.
6.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian untuk sekolah adalah untuk memberikan
masukan atau sumbangan pemikiran tentang penggunaan bahasa Indonesia yang benar
dalam percakapan sehari – hari khususnya dalam media komunikasi elektronik
khususnya untuk siswa-siswi SMAK Sang Timur. Sedangkan manfaat untuk pembaca
adalah untuk memberikan informasi kosakata baru yang sedang trend dikalangan
remaja.
7. Kerangka Teori
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan melalui media tertentu yang mempunyai makna bagi
penerima pesan tersebut. Adapun teori
yang mendukung peryataan tersebut adalah Teori kegunaan dan kepuasan memandang
pengguna media mempunyai kesempatan untuk menentukan pilihan-pilihan media
sumber beritanya. Dalam hal ini, pengguna media berperan aktif dalam kegiatan
komunikasi untuk memenuhi kepuasannya
( dalam Jalaluddin
Rakhmat, 1984 : 55).
Menurut
Wojowasito ahli bahasa Indonesia, bahasa adalah alat komunikasi bersama dengan
tujuan menyampaikan suatu pesan, mengungkapkan perasaan, menyampaikan pendapat
kepada lawan bicara. Seperti yang ditulis di buku Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang Depdiknas)
tahun 1988, pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang
dianggap baku itulah yang merupakan bahasa yang benar atau betul.
Bahasa sebagai salah satu sarana komunikasi antar sesama manusia tentunya
bertujuan agar dapat dimengerti oleh manusia lainnya. Meskipun berbicara dalam
satu bahasa yang sama, dalam hal ini Bahasa Indonesia, namun ragam bahasa yang
dipakai tidaklah sama. Masing-masing kelompok menggunakan ragam yang berbeda.
Orang yang mahir menggunakan bahasanya sehingga maksud hatinya mencapai
sasarannya, apa pun jenisnya itu, dianggap berbahasa dengan efektif.
Pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis
pemakaian bahasa itulah yang disebut bahasa yang baik atau tepat.
Bahasa yang harus mengenai sasarannya tidak selalu perlu bergam baku (Depdikbud,1988
: 19).
Jadi, jika kita berbahasa benar belum tentu baik untuk mencapai
sasarannya, begitu juga sebaliknya, jika kita berbahasa baik belum tentu harus
benar, kata benar dalam hal ini mengacu kepada bahasa baku. Contohnya jika kita
melarang seorang anak kecil naik ke atas meja, “Hayo adek, nggak
boleh naik meja, nanti jatuh!” Akan terdengar lucu jika kita menggunakan bahasa
baku, “Adik tidak boleh naik ke atas meja, karena nanti engkau bisa jatuh!”
Untuk itu ada baiknya kita tetap harus selalu berbahasa Indonesia dengan
baik dan benar, yang berarti pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan
sasarannya dan yang di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan
bahasa Indonesia yang baik dan benar sebaliknya mengacu ke ragam bahasa yang
sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran (Depdikbud, 1988 : 20
)
8. Metode Penelitian
Metode penelitian yang
digunakan dalam peneltian ini adalah metode kualitatif yaitu peneliti akan
menjelaskan serta menganalisis secara rinci tentang penggunaan bahasa Indonesia
di SMAK Sang Timur dalam percakapan sehari-hari.
9. Hipotesis
Berdasarkan
uraian diatas maka dapat ditarik hipotesis atau kesimpulan sementara yaitu
terdapat suatu kecenderungan remaja khususnya di SMAK SANG TIMUR untuk membuat
singkatan suatu kata sehingga membentuk suatu kata baru yang dianggap lucu sekaligus gaul.
10. Sistematika Penyajian
Penulis
akan menyajikan karya tulis ini dalam sebuah karya tulis yang sistematika
penyajiaannya dimulai dari bab I, yaitu pendahuluan. Pada bab I pendahuluan
penulis akan memaparkan latar belakang masalah yang sesuai dengan tema diatas,
rumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, manfaat penelitian, dan
sistematika penyajian. Kemudian akan dilanjutkan dengan bab II, yaitu yaitu
landasan teori. Bab ini berisi landasan-landasan yang mendukung dan dalam
melakukan penelitian.
Selanjutnya,
bab III, yaitu metodologi penelitian. Pada bab ini penulis akan memaparkan
populasi dan sampel penelitian, waktu dan tempat pelaksanaan penelitian, metode
dan alat pengumpulan data, dan metode analisis data. Kemudian dilanjutkan bab
IV, yaitu sajian dan analisis data. Bab ini berisi hasil atau data yang
diperoleh dari hasil analisis. Penulis akan melakukan analisis terhadap
masalah-masalah berdasarkan data yang diperoleh.
Selanjutnya,
bab V, yaitu penutup. Pada bab penutup penulis akan mengambil kesimpulan dari
analisis dan dari hasil pembahasan yang telah dilakukan, juga saran-saran yang
dianggap berguna oleh penulis bagi mereka yang membutuhkan.
Jakarta,
30 Oktober 2010
Pembimbing
Materi, Penulis,
Martinus
Wardaya, S. Pd Vanessa Tudy
PROPOSAL PENELITIAN
1.
Judul
Pembuatan Kompos
dari Sampah Kulit Pisang dan Pengaruh Penggunaan Kompos Kulit Pisang terhadap
Laju Pertumbuhan Tanaman Bayam
2.
Latar Belakang Masalah
Setiap hari manusia
menghasilkan sampah. Sampah-sampah tersebut harus dibuang karena dianggap dapat
menjadi sumber penyakit bagi manusia dan dapat merusak lingkungan. Anggapan ini
tidak sepenuhnya benar karena ternyata ada beberapa jenis sampah yang masih
dapat dimanfaatkan.
Salah satu cara
memanfaatkan sampah adalah dengan cara daur ulang. Cara ini dapat dilakukan baik
pada sampah organik dan sampah non-organik. Salah satu cara mendaur ulang
sampah organik adalah dengan mengubahnya menjadi kompos. Pengubahan menjadi
kompos ini memberi banyak manfaat khususnya bagi lingkungan, tanah, dan
tanaman.
Pembuatan pupuk
kompos biasa menggunakan sampah sisa sayuran dan tumbuh-tumbuhan kering. Akan
tetapi, masih banyak bahan-bahan sampah organik lainnya yang dapat digunakan
antara lain sampah dari kulit buah, contohnya saja dengan menggunakan sampah
kulit pisang.
Di dalam kulit buah
terdapat berbagai macam enzim ataupun mineral dan vitamin yang baik seperti
juga yang terkandung pada daging buahnya. Selain itu, sampah kulit buah-buahan
khususnya kulit pisang banyak tersedia, baik yang berasal dari rumah tangga
maupun dari home industri. Oleh karena itu, penulis merasa bahwa pupuk kompos
kulit buah tersebut akan memberikan dampak yang baik bagi lingkungan, tanah,
dan pertumbuhan tanaman.
3.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, penulis melakukan penelitian terhadap masalah-masalah
di bawah ini.
1.
Seberapa lama waktu yang
diperlukan untuk membuat kompos dari kulit pisang?
2.
Bagaimanakah laju pertumbuhan
tanaman bayam yang dipupuk dengan kompos sampah kulit pisang?
4.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
latar belakang dan masalah di atas, penulis menentukan dua tujuan penelitian
ini.
1.
Mengetahui lama waktu yang
diperlukan dalam pembuatan kompos kulit pisang.
2.
Mengetahui laju pertumbuhan
tanaman bayam yang dipupuk dengan kompos sampah kulit pisang.
5.
Pembatasan Masalah
Penulis membatasi penelitian
pembuatan kompos ini sebagai berikut:
1.
Bahan dasar pembuatan kompos
yang digunakan adalah sampah kulit pisang. Penulis menggunakan bahan ini karena
mudah didapat baik dari sampah rumah tangga ataupun dari sampah industri
(penjual gorengan, dsb).
2.
Penulis menggunakan tiga media
dalam pengamatan pertumbuhan tanaman, yaitu tanah dengan kompos kulit buah,
tanah dengan kompos organik lainnya (sebagai pembanding), dan tanah tanpa
pupuk.
3.
Sebagai pupuk pembanding, penulis
menggunakan pupuk kompos alami yang dijual di pasaran. Penulis menggunakan
pupuk ini dengan alasan mudah didapat dan harganya terjangkau.
4.
Tanaman yang dipakai dalam
penelitian ini adalah tanaman bayam. Penulis menggunakan tanaman tersebut karena
bibit tanaman bayam mudah didapat, lama waktu untuk pertumbuhan yang cepat
serta perawatan tanaman tersebut cukup mudah.
5.
Pembatasan penilaian laju
pertumbuhan tanaman dilihat dari tinggi tanaman tersebut.
6.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah
agar masyarakat menjadi tahu manfaat lain dari buah, terutama pada bagian kulit
sehingga diharapkan masyarakat dapat menggunakannya sebagai bahan alternatif
untuk pupuk kompos. Dampak selanjutnya adalah pengurangan jumlah sampah dari
kulit buah menjadi bentuk ramah lingkungan.
7.
Kerangka Teori
Kompos adalah pupuk campuran
yang terdiri atas bahan organik, misalnya daun atau jerami yang membusuk,
kotoran hewan (Depdikbud,1996 : 516). Berdasarkan pengertian tersebut diatas,
pengomposan berarti cara mengubah berbagai bahan organik menjadi pupuk organik.
Pada prinsipnya,
kompos sama dengan humus, keduanya merupakan hasil penguraian bahan organik.
Perbedaannya adalah bahwa humus diperoleh dari hasil penguraian bahan organik
yang jatuh di tanah dan dilakukan oleh alam, sedangkan kompos diperoleh dari
hasil penguraian bahan-bahan tanaman, limbah organik pengolahan pabrik dan
sampah organik yang terjadi karena perlakuan manusia (Musnamar, 2004 : 21).
Banyak sampah organik
yang dapat digunakan untuk pembuatan kompos, salah satu kulit buah-buahan,
secara khusus kulit buah pisang. Kelebihan dari kulit pisang untuk dijadikan
kompos antara lain karena cepat mengalami pembusukan. Hal ini disebabkan karena
adanya cairan berwarna coklat kehitaman yang dapat mempercepat proses
pembusukan (intisari, 2003 : 130). Selain itu, tanaman yang dihasilkan
mempunyai kualitas yang baik (intisari, 2003 : 130)
Di dalam kulit
pisang juga terdapat banyak kandungan vitamin dan mineral diantaranya, vitamin
A, fosfor, dan kalium (http://www.unesco.ac.id/tata_boga),
dimana zat-zat tersebut berguna untuk mempertahankan dan membangun kesuburan
tanah. Selain itu, kulit pisang merupakan sumber potensial pupuk potassium
(http://ms.wikipedia.org/wiki/pokok_pisang).
8.
Hipotesis
Penulis mengajukan beberapa
dugaan terhadap penelitian sebagai berikut:
1.
Waktu yang diperlukan untuk
membuat kompos kulit pisang tidak terlalu lama karena di dalam kulit pisang
terdapat cairan berwarna coklat kehitaman (enzim) yang dapat mempercepat proses
pembusukan.
2.
Penggunaan kompos sampah kulit
pisang akan mempercepat laju pertumbuhan tanaman bayam karena di dalam kulit
pisang terdapat mineral seperti fosfor, magnesium, dan kalium yang bermanfaat
untuk pertumbuhan tanaman dan membangun
kesuburan tanah.
9.
Metode Penelitian
9.1
Studi Pustaka
Penulis memakai
metode ini untuk mengumpulkan berbagai teori yang akan digunakan untuk
menganalisis data hasil percobaan. Penulis menggunakan metode ini dengan cara
mengumpulkan berbagai referensi (buku-buku, website internet, dan majalah) yang
berkaitan dengan tema.
9.2
Metode Pengamatan
Penulis membuat kompos
dari kulit pisang. Penulis meneliti waktu yang diperlukan serta perubahan yang
terjadi dalam pembuatan kompos kulit pisang.
Penulis melakukan percobaan pemakaian pupuk kompos kulit pisang ini
dengan menggunakan tiga sampel tanaman bayam dan pada tiga media yang berbeda.
Pada sampel pertama diberikan perlakuan dengan media tanah yang menggunakan
kompos sampah kulit buah. Pada sampel yang kedua diberikan perlakuan dengan
media tanah yang menggunakan pupuk kompos alami yang dijual di pasaran. Pada sampel
ketiga diberikan perlakuan dengan media tanah tanpa menggunakan pupuk. Penulis
meneliti laju pertumbuhan dengan mengukur tinggi tanaman.
10. Sistematika Penyajian
Penulis akan menyajikan hasil
penelitian dalam sebuah karya tulis yang sistematika penyajiannya dibagi dalam lima bab. Pada bab
pendahuluan penulis akan menyajikan latar belakang masalah yang sesuai dengan
tema di atas, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
pembatasan masalah, hipotesis, dan sistematika penyajian.
Kemudian dilanjutkan bab II, yaitu landasan
teori. Pada bab ini penulis menyajikan teori-teori para ahli atau lembaga
pendidikan yang ahli yang mendukung dalam melakukan penelitian dan analisis data.
Pada bab III, yaitu
metodologi penelitian penulis memaparkan alat dan bahan yang mendukung proses
penelitian, langkah atau cara kerja dari penelitian, waktu dan tempat
penelitian.
Kemudian pada bab
IV, yaitu sajian dan analisis data penulis menguraikan data-data yang penulis
peroleh dari hasil percobaan yang dilakukan dan penulis. Selain
itu, penulis juga melakukan analisis data dari hasil
percobaan tersebut.
Selanjutnya karya tulis ini ditutup dengan bab V, yaitu penutup.
Bab penutup ini berisi simpulan hasil penelitian dan saran dari penulis kepada para
pembaca berkaitan dengan hasil penelitian.
Menyetujui, Penulis,
Pembimbing Materi,
Drs. Victorianus Sugiyanto Windy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.