Kamis, Agustus 15, 2019

CONTOH PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH


                                               
PROPOSAL PENELITIAN

     1.  Judul
Analisis Penggunaan Bahasa Gaul dalam Percakapan Sehari-hari melalui Media Komunikasi          Elektronik Siswa-siswi SMAK Sang Timur

2         2.  Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi seperti saat ini setiap orang dituntut untuk mampu mengoperasikan media-media komunikasi yang canggih, dengan tujuan untuk mempermudah proses komunikasi. Generasi muda saat ini pun terutama di kota besar seperti Jakarta telah banyak yang mampu menguasai alat komuniksai modern seperti penggunaan facebook, BBM, Twitter, Email, dan Chatting. Penyampaian pesan dalam komunikasi dapat di lakukan dalam berbagai cara. Salah satu yang paling mudah dan paling sering digunakan adalah bahasa. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan adanya bahasa, manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya. Komunikasi yang baik dapat terjadi apabila bahasa yang digunakan sama. Penggunaan bahasa Indonesia pada penyampaian pesan melalui media elektronik tentu sangat berbeda dengan penggunaan bahasa secara lisan dan langsung,  hal ini disebabkan oleh terbatasnya karakter yang disediakan oleh provider. Akibat hal ini kesalahan tata bahasa sering terjadi.
Di dunia ini terdapat beragam bahasa. Tidak seorang pun yang sanggup menguasai semua bahasa itu. Di Indonesia khususnya dengan berbagai ragam budaya yang ada tentu disertai berbagai macam bahasa. Sebagai contoh di daerah Jawa saja sudah terdapat beberapa bahasa yang digunakan oleh masyarakat misalnya bahasa Sunda, bahasa Jawa dan juga bahasa Madura. Menyadari keragaman bahasa yang ada bangsa Indonesia menetapkan satu bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia. Dalam masa era globalisasi sekarang ini, banyak sekali bahasa – bahasa adopsi baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing.
Berdasarkan uraian di atas peneliti sebagai generasi muda penerus bangsa tertarik untuk mengetahui apakah generasi muda khususnya SMAK Sang Timur di saat ini mampu melestarikan bahasa persatuan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam percakapan sehari-hari khususnya melalui media komunikasi elektronik.

3        3. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merumuskan beberapa hal berikut.
1.   Bagaimanakah pola penggunaan bahasa gaul siswa-siswi SMAK Sang Timur dalam media komunikasi elektronik ?
2.   Apakah fungsi penggunaan bahasa gaul dalam percakapan melalui media komunikasi elektronik ?
3.   Bagaimanakah pendapat siswa-siswi SMAK Sang Timur tentang penggunaan bahasa gaul dalam percakapan sehari-hari ?

4.      Tujuan penelitian
       Berdasarkan Rumusan Masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pola penggunaan bahasa Indonesia siswa-siswi SMAK Sang Timur dalam media komunikasi elektronik.
2. Untuk mengetahui fungsi penggunaan bahasa gaul dalam percakapan melalui media komunikasi elektronik.
3. Untuk mengetahui pendapat siswa-siswi SMAK Sang Timur tentang penggunaan bahasa gaul dalam percakapan sehari-hari.

5.  Pembatasan Masalah
Banyak kesalahan yang dilakukan oleh para pengguna bahasa Indonesia, terutama dalam percakapan informal dalam media-media komunikasi modern seperti: facebook, BBM, Yahoo Messanger, Blog, Twitter, Email, Chatting, dan Friendster, maka peneliti membatasi penelitian Penggunaan Bahasa Indonesia benar dalam percakapan informal sehari-hari remaja di SMAK Sang Timur  dalam media komunikasi elektronik khususnya twitter.

6. Manfaat Penelitian
     Manfaat dari penelitian untuk sekolah adalah untuk memberikan masukan atau sumbangan pemikiran tentang penggunaan bahasa Indonesia yang benar dalam percakapan sehari – hari khususnya dalam media komunikasi elektronik khususnya untuk siswa-siswi SMAK Sang Timur. Sedangkan manfaat untuk pembaca adalah untuk memberikan informasi kosakata baru yang sedang trend dikalangan remaja.
7.  Kerangka Teori
          Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media tertentu yang mempunyai makna bagi penerima pesan tersebut. Adapun  teori yang mendukung peryataan tersebut adalah Teori kegunaan dan kepuasan memandang pengguna media mempunyai kesempatan untuk menentukan pilihan-pilihan media sumber beritanya. Dalam hal ini, pengguna media berperan aktif dalam kegiatan komunikasi untuk memenuhi kepuasannya
 ( dalam Jalaluddin Rakhmat, 1984 : 55).
 Menurut Wojowasito ahli bahasa Indonesia, bahasa adalah alat komunikasi bersama dengan tujuan menyampaikan suatu pesan, mengungkapkan perasaan, menyampaikan pendapat kepada lawan bicara. Seperti yang ditulis di buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang Depdiknas) tahun 1988, pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku itulah yang merupakan bahasa yang benar atau betul.
Bahasa sebagai salah satu sarana komunikasi antar sesama manusia tentunya bertujuan agar dapat dimengerti oleh manusia lainnya. Meskipun berbicara dalam satu bahasa yang sama, dalam hal ini Bahasa Indonesia, namun ragam bahasa yang dipakai tidaklah sama. Masing-masing kelompok menggunakan ragam yang berbeda.
Orang yang mahir menggunakan bahasanya sehingga maksud hatinya mencapai sasarannya, apa pun jenisnya itu, dianggap berbahasa dengan efektif. Pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa itulah yang disebut bahasa yang baik atau tepat. Bahasa yang harus mengenai sasarannya tidak selalu perlu bergam baku (Depdikbud,1988 : 19).
Jadi, jika kita berbahasa benar belum tentu baik untuk mencapai sasarannya, begitu juga sebaliknya, jika kita berbahasa baik belum tentu harus benar, kata benar dalam hal ini mengacu kepada bahasa baku. Contohnya jika kita melarang seorang anak kecil naik ke atas meja, “Hayo adek, nggak boleh naik meja, nanti jatuh!” Akan terdengar lucu jika kita menggunakan bahasa baku, “Adik tidak boleh naik ke atas meja, karena nanti engkau bisa jatuh!”
Untuk itu ada baiknya kita tetap harus selalu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, yang berarti pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebaliknya mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran (Depdikbud, 1988 : 20 )

8. Metode Penelitian
            Metode penelitian yang digunakan dalam peneltian ini adalah metode kualitatif yaitu peneliti akan menjelaskan serta menganalisis secara rinci tentang penggunaan bahasa Indonesia di SMAK Sang Timur dalam percakapan sehari-hari.

9. Hipotesis
            Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik hipotesis atau kesimpulan sementara yaitu terdapat suatu kecenderungan remaja khususnya di SMAK SANG TIMUR untuk membuat singkatan suatu kata sehingga membentuk suatu kata baru yang dianggap lucu sekaligus gaul.

10. Sistematika Penyajian
Penulis akan menyajikan karya tulis ini dalam sebuah karya tulis yang sistematika penyajiaannya dimulai dari bab I, yaitu pendahuluan. Pada bab I pendahuluan penulis akan memaparkan latar belakang masalah yang sesuai dengan tema diatas, rumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penyajian. Kemudian akan dilanjutkan dengan bab II, yaitu yaitu landasan teori. Bab ini berisi landasan-landasan yang mendukung dan dalam melakukan penelitian.
Selanjutnya, bab III, yaitu metodologi penelitian. Pada bab ini penulis akan memaparkan populasi dan sampel penelitian, waktu dan tempat pelaksanaan penelitian, metode dan alat pengumpulan data, dan metode analisis data. Kemudian dilanjutkan bab IV, yaitu sajian dan analisis data. Bab ini berisi hasil atau data yang diperoleh dari hasil analisis. Penulis akan melakukan analisis terhadap masalah-masalah berdasarkan data yang diperoleh.
Selanjutnya, bab V, yaitu penutup. Pada bab penutup penulis akan mengambil kesimpulan dari analisis dan dari hasil pembahasan yang telah dilakukan, juga saran-saran yang dianggap berguna oleh penulis bagi mereka yang membutuhkan.

                                                                                    Jakarta, 30 Oktober 2010
Pembimbing Materi,                                                                  Penulis,


Martinus Wardaya, S. Pd                                                      Vanessa Tudy              


                                                                                               
           

PROPOSAL PENELITIAN

1.      Judul
           Pembuatan Kompos dari Sampah Kulit Pisang dan Pengaruh Penggunaan Kompos Kulit Pisang terhadap Laju Pertumbuhan Tanaman Bayam

2.      Latar Belakang Masalah
           Setiap hari manusia menghasilkan sampah. Sampah-sampah tersebut harus dibuang karena dianggap dapat menjadi sumber penyakit bagi manusia dan dapat merusak lingkungan. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar karena ternyata ada beberapa jenis sampah yang masih dapat dimanfaatkan.
           Salah satu cara memanfaatkan sampah adalah dengan cara daur ulang. Cara ini dapat dilakukan baik pada sampah organik dan sampah non-organik. Salah satu cara mendaur ulang sampah organik adalah dengan mengubahnya menjadi kompos. Pengubahan menjadi kompos ini memberi banyak manfaat khususnya bagi lingkungan, tanah, dan tanaman.
           Pembuatan pupuk kompos biasa menggunakan sampah sisa sayuran dan tumbuh-tumbuhan kering. Akan tetapi, masih banyak bahan-bahan sampah organik lainnya yang dapat digunakan antara lain sampah dari kulit buah, contohnya saja dengan menggunakan sampah kulit pisang.
           Di dalam kulit buah terdapat berbagai macam enzim ataupun mineral dan vitamin yang baik seperti juga yang terkandung pada daging buahnya. Selain itu, sampah kulit buah-buahan khususnya kulit pisang banyak tersedia, baik yang berasal dari rumah tangga maupun dari home industri. Oleh karena itu, penulis merasa bahwa pupuk kompos kulit buah tersebut akan memberikan dampak yang baik bagi lingkungan, tanah, dan pertumbuhan tanaman.

3.      Rumusan Masalah
           Berdasarkan latar belakang di atas, penulis melakukan penelitian terhadap masalah-masalah di bawah ini.
1.            Seberapa lama waktu yang diperlukan untuk membuat kompos dari kulit pisang?
2.            Bagaimanakah laju pertumbuhan tanaman bayam yang dipupuk dengan kompos sampah kulit pisang?

4.      Tujuan Penelitian
           Berdasarkan latar belakang dan masalah di atas, penulis menentukan dua tujuan penelitian ini.
1.            Mengetahui lama waktu yang diperlukan dalam pembuatan kompos kulit pisang.
2.            Mengetahui laju pertumbuhan tanaman bayam yang dipupuk dengan kompos sampah kulit pisang.

5.      Pembatasan Masalah
           Penulis membatasi penelitian pembuatan kompos ini sebagai berikut:
1.            Bahan dasar pembuatan kompos yang digunakan adalah sampah kulit pisang. Penulis menggunakan bahan ini karena mudah didapat baik dari sampah rumah tangga ataupun dari sampah industri (penjual gorengan, dsb).
2.            Penulis menggunakan tiga media dalam pengamatan pertumbuhan tanaman, yaitu tanah dengan kompos kulit buah, tanah dengan kompos organik lainnya (sebagai pembanding), dan tanah tanpa pupuk.
3.            Sebagai pupuk pembanding, penulis menggunakan pupuk kompos alami yang dijual di pasaran. Penulis menggunakan pupuk ini dengan alasan mudah didapat dan harganya terjangkau.
4.            Tanaman yang dipakai dalam penelitian ini adalah tanaman bayam. Penulis menggunakan tanaman tersebut karena bibit tanaman bayam mudah didapat, lama waktu untuk pertumbuhan yang cepat serta perawatan tanaman tersebut cukup mudah.
5.            Pembatasan penilaian laju pertumbuhan tanaman dilihat dari tinggi tanaman tersebut.

6.      Manfaat Penelitian
           Manfaat penelitian ini adalah agar masyarakat menjadi tahu manfaat lain dari buah, terutama pada bagian kulit sehingga diharapkan masyarakat dapat menggunakannya sebagai bahan alternatif untuk pupuk kompos. Dampak selanjutnya adalah pengurangan jumlah sampah dari kulit buah menjadi bentuk ramah lingkungan.

7.      Kerangka Teori
           Kompos adalah pupuk campuran yang terdiri atas bahan organik, misalnya daun atau jerami yang membusuk, kotoran hewan (Depdikbud,1996 : 516). Berdasarkan pengertian tersebut diatas, pengomposan berarti cara mengubah berbagai bahan organik menjadi pupuk organik.
           Pada prinsipnya, kompos sama dengan humus, keduanya merupakan hasil penguraian bahan organik. Perbedaannya adalah bahwa humus diperoleh dari hasil penguraian bahan organik yang jatuh di tanah dan dilakukan oleh alam, sedangkan kompos diperoleh dari hasil penguraian bahan-bahan tanaman, limbah organik pengolahan pabrik dan sampah organik yang terjadi karena perlakuan manusia (Musnamar, 2004 : 21).
           Banyak sampah organik yang dapat digunakan untuk pembuatan kompos, salah satu kulit buah-buahan, secara khusus kulit buah pisang. Kelebihan dari kulit pisang untuk dijadikan kompos antara lain karena cepat mengalami pembusukan. Hal ini disebabkan karena adanya cairan berwarna coklat kehitaman yang dapat mempercepat proses pembusukan (intisari, 2003 : 130). Selain itu, tanaman yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baik (intisari, 2003 : 130)
           Di dalam kulit pisang juga terdapat banyak kandungan vitamin dan mineral diantaranya, vitamin A, fosfor, dan kalium (http://www.unesco.ac.id/tata_boga), dimana zat-zat tersebut berguna untuk mempertahankan dan membangun kesuburan tanah. Selain itu, kulit pisang merupakan sumber potensial pupuk potassium (http://ms.wikipedia.org/wiki/pokok_pisang). 

8.      Hipotesis
           Penulis mengajukan beberapa dugaan terhadap penelitian sebagai berikut:
1.            Waktu yang diperlukan untuk membuat kompos kulit pisang tidak terlalu lama karena di dalam kulit pisang terdapat cairan berwarna coklat kehitaman (enzim) yang dapat mempercepat proses pembusukan.
2.            Penggunaan kompos sampah kulit pisang akan mempercepat laju pertumbuhan tanaman bayam karena di dalam kulit pisang terdapat mineral seperti fosfor, magnesium, dan kalium yang bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman dan  membangun kesuburan tanah.

9.      Metode Penelitian
9.1           Studi Pustaka
           Penulis memakai metode ini untuk mengumpulkan berbagai teori yang akan digunakan untuk menganalisis data hasil percobaan. Penulis menggunakan metode ini dengan cara mengumpulkan berbagai referensi (buku-buku, website internet, dan majalah) yang berkaitan dengan tema.

9.2           Metode Pengamatan
           Penulis membuat kompos dari kulit pisang. Penulis meneliti waktu yang diperlukan serta perubahan yang terjadi dalam pembuatan kompos kulit pisang.   Penulis melakukan percobaan pemakaian pupuk kompos kulit pisang ini dengan menggunakan tiga sampel tanaman bayam dan pada tiga media yang berbeda. Pada sampel pertama diberikan perlakuan dengan media tanah yang menggunakan kompos sampah kulit buah. Pada sampel yang kedua diberikan perlakuan dengan media tanah yang menggunakan pupuk kompos alami yang dijual di pasaran. Pada sampel ketiga diberikan perlakuan dengan media tanah tanpa menggunakan pupuk. Penulis meneliti laju pertumbuhan dengan mengukur tinggi tanaman.

10.  Sistematika Penyajian
           Penulis akan menyajikan hasil penelitian dalam sebuah karya tulis yang sistematika penyajiannya dibagi dalam lima bab. Pada bab pendahuluan penulis akan menyajikan latar belakang masalah yang sesuai dengan tema di atas, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah, hipotesis, dan sistematika penyajian.
            Kemudian dilanjutkan bab II, yaitu landasan teori. Pada bab ini penulis menyajikan teori-teori para ahli atau lembaga pendidikan yang ahli yang mendukung dalam melakukan penelitian dan analisis data.
           Pada bab III, yaitu metodologi penelitian penulis memaparkan alat dan bahan yang mendukung proses penelitian, langkah atau cara kerja dari penelitian, waktu dan tempat penelitian. 
           Kemudian pada bab IV, yaitu sajian dan analisis data penulis menguraikan data-data yang penulis peroleh dari hasil percobaan yang dilakukan dan penulis. Selain itu, penulis juga melakukan analisis data dari hasil percobaan tersebut.
           Selanjutnya karya tulis ini ditutup dengan bab V, yaitu penutup.
          
Bab penutup ini berisi simpulan hasil penelitian dan saran dari penulis kepada para pembaca berkaitan dengan hasil penelitian.

                                                                                                 Jakarta, 9 Agustus 2007
Menyetujui,                                                                                         Penulis,
Pembimbing Materi,
                                   

Drs. Victorianus Sugiyanto                                                                 Windy



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.