Drama
v
Pengertian Drama
Ø Drama dipandang sebagai salah satu jenis sastra (drama
naskah)
Ø Drama dipandang sebagai salah satu cabang kesenian yang
mandiri (drama pentas)
ü Drama naskah adalah salah satu jenis karya sastra yang
ditulis dalam bentuk cakapan/dialog yang mengungkapkan/ menggambarkan konflik kehidupan
manusia yang mempunyai kemungkinan dipentaskan.
ü Drama pentas adalah salah satu jenis kesenian mandiri
yang merupakan integrasi dari berbagai jenis seni, yaitu seni musik, lampu,
lukis (dekor, panggung), kostum, rias,dsb.
v
Unsur-unsur Struktur Pembangun Drama
1. tema 6.
amanat
2. plot (alur)
7. gerak (action)
3. tokoh dan penokohan 8. tata busana (tata
rias)
4. cakapan/dialog 9. tata panggung
5. latar (setting) 10. tata bunyi (tata musik)
11. tata lampu
v
Plot (alur) dalam drama
1.
Tahap permulaan/pengenalan/eksposisi
2.
Tahap pertikaian awal/konflik
3.
Tahap perumitan/komplikasi
4.
Tahap puncak/klimaks
5.
Tahap peleraian/antiklimaks/resolusi
6.
Tahap akhir/keputusan
1.Tahap Permulaan/Eksposisi
ü Tahap ini merupakan tahap pelukisan awal cerita.
ü Pada tahap ini pembaca/penonton diperkenalkan dengan
tokoh-tokoh drama, terutama tokoh utama, dengan wataknya masing-masing.
ü Pembaca/penonton mulai mendapat gambaran tentang
lakon/cerita yang dibaca/ditonton.
2.
Tahap Pertikaian Awal
ü Pada tahap ini tokoh cerita,
terutama tokoh utama mulai terlibat dalam satu pokok persoalan.
ü Pada tahap inilah pertama kali muncul
insiden/masalah/konflik.
3.
Tahap Perumitan
ü Pada tahap ini para tokoh terlibat dalam beberapa
persoalan baru. Tiap watak tokoh tumbuh dan saling mempengaruhi sehingga
persoalan semakin rumit.
4.
Tahap Puncak/Klimaks
ü Pada tahap ini persoalan-persoalan/konflik yg terjadi
sampai pada keadaan yg paling rumit sehingga mencapai suasana paling
menegangkan.
5.
Tahap Peleraian/Antiklimaks/Resolusi
ü
Pada tahap ini,
konflik yg pada tahap klimaks mencapai puncak ketegangan mulai menurun/mereda.
ü
Menurun/meredanya
konflik tersebut karena tokoh-tokoh yang mengalami konflik mulai menemukan jalan
keluar/pemecahan masalah atau tokoh-tokoh yang meruncingkan konflik/memanaskan
situasi telah meninggal.
6.
Tahap Akhir/Keputusan/Catastrophe
ü Pada tahap ini terdapat ulasan penguat terhadap seluruh
kisah yang terjadi.
ü Tidak semua drama memiliki keenam tahap alur tersebut,
drama-drama modern sering hanya sampai pada tahap resolusi bahkan bisa hanya
sampai tahap klimaks tanpa diketahui bagaimana akhir cerita drama tersebut.
v
Tokoh dan Penokohan
Tokoh?
ü Individu rekaan
yang mengalami lakuan/peristiwa/kejadian dalam sebuah cerita.
ü Macam tokoh
berdasarkan peranannya dalam cerita:
1. Tokoh utama
ü
Tokoh
yang menjadi pusat penceritaan.
ü
Terdiri
dari tokoh baik (protagonis) dan tokoh jahat (antagonis).
2. Tokoh bawahan/Tritagonis
ü
Tokoh tambahan yang berfungsi menghidupkan
jalan cerita.
ü
Macam: tokoh yg berpihak pada tokoh
protagonis, tokoh yg berpihak pada tokoh antagonis, dan tokoh netral.
Penokohan/Perwatakan
Ø Cara pengarang
melukiskan watak tokoh-tokoh dalam cerita.
Ø Watak tokoh
digambarkan melalui tiga dimensi:
1. Dimensi
fisiologis/Keadaan fisik
ü Umur, jenis
kelamin, ciri-ciri tubuh, cacat jasmaniah, ciri khas yang menonjol, raut muka,
tinggi/pendek, kurus/gemuk, suka senyum/cemberut, dsb.
2. Dimensi
psikologis/ Keadaan psikis
ü Watak,
kegemaran, temperamen, ambisi, keadaan emosinya, dsb.
3. Dimensi
sosiologis
ü Jabatan,
pekerjaan, kelas sosial, ras, agama, ideologi, dsb.
Ø
Teknik/Cara Penggambaran Karakter/Watak Tokoh
1.
Penjelasan
langsung pengarang
2.
Penggambaran
melalui fisik/bentuk lahir
3.
Penggambaran
melalui perilaku tokoh
4.
Penggambaran
melalui lingkungan kehidupan tokoh
5.
Penggambaran
melalui percakapan tokoh
6.
Penggambaran
melalui jalan pikiran dan perasaan tokoh
7.
Penggambaran
melalui reaksi tokoh lain
Ø
Contoh:
1.
Penjelasan
langsung pengarang
Meskipun Pak Budi
memiliki sawah hektaran, rumah bertingkat dan berhalaman luas, puluhan mobil
dan perusahaan di berbagai tempat , tetapi ia sangat pelit. Ketika ada
pembangunan mesjid di komplek rumahnya, tak sedikitpun ia memberikan
sumbangan. Apalagi para tetangga yang meminta pinjaman tak pernah ia beri.
(Watak Pak Budi
: Pelit)
2.
Penggambaran melalui perilaku tokoh
Sekilas Mira
melihat pengemis berkaki buntung di depan toko. Segera ia turun dari mobilnya
dan menghampiri pengemis tersebut. Dia tersenyum dan membuka dompet yang berada
dalam tasnya. Diambilkannya uang seratus ribuan lalu ia berikan pada pengemis
itu.
(Watak Mira :
Baik hati dan suka menolong)
3.
Penggambaran
melalui lingkungan kehidupan tokoh
Terdapat sebuah
mushola meski rumah Pak Sukaryo tidak terlalu luas. Alat sholat lengkap berada
di dalamnya. Di beberapa ruangan terhiasi berbagai kaligrafi arab.
(Watak Pak
Sukaryo : Mementingkan agama)
4.
Penggambaran melalui percakapan tokoh
“Eh, maafkan
aku,”ucap Mira. “Maaf maaf, kalau jalan pake mata jangan maen tabrak orang.
Lihat buku dan Ipad milikku jatuh. Bagaimana kalau rusak ? mau tanggung jawab
?” bentak Indri. “Tapi aku tidak sengaja.”
(Watak Indri :
temperamen/mudah emosi, watak Mira : ceroboh )
5.
Penggambaran melalui jalan pikiran tokoh
Tak seperti
orang kaya lain, Pak Sukaryo sadar tidak semua orang seberuntung dia dan
keluarganya. Setelah berpikir matang, Pak Sukaryo memutuskan untuk memberikan
setengah harta kekayaanya pada beberapa panti asuhan di kotanya.
(Watak Pak
Sukaryo :Baik hati )
6.
Penggambaran melalui tokoh lain
Setelah Viky
berhasil menyelesaikan soal matematika di papan tulis, semua bertepuk tangan
tak terkecuali Robi. “VIk, kamu pintar sekali ” Puji Robi. Viky hanya tersenyum
dan kembali ke mejanya.
(Watak Viky :
pintar dan murah senyum, watak Robi : pemuji )
v
Percakapan/Dialog
Ø
Percakapan/Dialog
merupakan ciri khas drama.
Ø
Ragam
bahasa yang digunakan adalah ragam bahasa
lisan yang komunikatif bukan ragam bahasa tulis.
Ø
Dialog
dalam drama bersifat estetis, artinya memiliki keindahan bahasa.
Ø
Dialog
harus hidup, artinya mewakili tokoh yang dibawakan, bisa menggambarkan watak
tokoh secara psikologis, sosiologis, maupun fisiologis.
v
Setting/Latar
Ø
Setting/Latar
meliputi tempat, ruang , dan waktu.
Ø
Penentuan
latar/setting harus diperhitungkan dengan unsur-unsur lain: kostum, tata
pentas, tata rias, dan perlengkapan lainnya.
v
Petunjuk
Teknis (Teks Samping)
Ø
Berfungsi
memberikan petunjuk teknis tentang tokoh, waktu, suasana pentas, suara, musik,
keluar masuknya pemain, keras lemahnya dialog, perasaan yang mendasari dialog,
dsb.
Ø
Ditulis
berbeda dengan teks dialog, misalnya dengan huruf miring, ditulis dalam tanda
kurung.
v
Klasifikasi
Drama
1. Tragedi
(Drama Duka)
2. Komedi (Drama
Ria)
3. Melodrama
4. Dagelan
1.
Tragedi
(Drama Duka)
ü
Drama
yang melukiskan kisah sedih tokoh utama.
ü
Tokoh
utama mengalami nasib tragis.
ü
Akhir
cerita tokoh protagonis mengalami keputusasaan, kehancuran, atau kematian tokoh
protagonis.
2. Komedi (Drama
Ria)
ü
drama
ringan yang sifatnya menghibur, dialognya bersifat kocak, menyindir, dan
biasanya berakhir dengan kebahagiaan.
ü
Bersifat
humor, tetapi tetap ada dramatik/konflik.
3. Melodrama
Ø
Lakon
yang sentimental, dengan tokoh dan cerita yang mendebarkan hati dan
mengharukan.
4.
Dagelan/Banyolan/Komedi
Murahan/Komedi Picisan
Ø
Drama
kocak dan ringan, alurnya disusun berdasarkan arus situasi, tidak berdasarkan
perkembangan struktur dramatik dan perkembangan cerita sang tokoh.
Ø
Mementingkan
humor.
v Ciri Kebahasaan Teks Drama
- Pronomina
Persona
- Konjungsi
Kronologis
- Verba
Material & Verba Mental
- Adjektiva
1. Pronomina
Persona
Ø Pronomina?
Ø Kata ganti yang
merujuk ke nomina lainnya yang digunakan untuk menggantikan suatu benda atau
sesuatu yang dibendakan.
Ø Jenis-Jenis
Pronomina:
1. Kata ganti orang
(pronomina persona)
2. Kata ganti
kepemilikan (pronomina posesiva)
3. Kata ganti
penunjuk (pronomina demonstrativa)
4. Kata ganti
penghubung (pronomina relativa)
5. Kata ganti tanya
(pronomina interogativa)
6. Kata ganti tak
tentu
Ø Pronomina
Persona (Kata Ganti Orang)
ü Kata ganti yang
berfungsi menggantikan nama orang.
ü Macam-macam
pronomina persona
1. Kata ganti orang
pertama tunggal: saya dan aku.
2. Kata ganti orang
pertama jamak: kita dan kami.
3. Kata ganti orang
kedua tunggal: anda dan kamu.
4. Kata ganti orang
kedua jamak: kalian, kamu sekalian.
5. Kata ganti orang
ketiga tunggal: ia, dia, beliau, dan nama orang.
6. Kata ganti orang
ketiga jamak: mereka.
Ø
Tabel Macam-Macam
Pronomina Persona
Kata Ganti
|
Tunggal
|
Jamak
|
Orang
Pertama
|
saya,
aku, beta
|
kita,
kami
|
Orang
Kedua
|
kamu,
Anda, engkau
|
kalian,
kamu sekalian
|
Orang
Ketiga
|
ia,
dia, beliau, nama orang
|
mereka
|
2. Konjungsi Kronologis
Ø Konjungsi?
§ Kata yang
menghubungkan kata-kata, frasa-frasa,
klausa-klausa/bagian-bagian
kalimat, kalimat-kalimat, dan paragraf-paragraf dalam sebuah wacana.
Ø Macam-macam
konjungsi:
1. Konjungsi
koordinatif
2. Konjungsi subordinatif
3. Konjungsi
korelatif
4. Konjungsi
antarkalimat
5. Konjungsi
antarparagraf
v Jenis konjungsi yang sering dipakai dalam teks drama:
Ø Konjungsi temporal/ konjungsi kronologis: Kata-kata
yang menunjukkan urutan waktu.
Ø Macam-macam
konjungsi temporal:
a. Waktu sebelumnya:
sebelum
b. Waktu permulaan:
sejak, semenjak, sedari
c. Waktu bersamaan:
sewaktu, ketika, tatkala, sementara, seraya, selagi, selama, sambil,
saat
d. Waktu
berikutnya: sesudah, setelah, sehabis, selesai, seusai,
kemudian, sesudah itu, selanjutnya.
e. Menyatakan
kelanjutan dari peristiwa sebelumnya: kemudian, berikutnya, selanjutnya,
dll.
3.
Verba (Kata Kerja)
Ø Kata yang
menyatakan perbuatan (aksi) yang dilakukan oleh Subjek.
Ø Jenis verba yang
sering digunakan dalam drama:
1. verba material
2. verba mental
1. Verba Material
ü Kata kerja yang
menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa.
ü Contoh: berlari,
mencuci, membeli, menyapu, menulis, dll.
2. Verba Mental
ü Kata kerja yang menerangkan persepsi, afeksi, dan
kognisi.
a. Verba persepsi
ü Kata kerja yang berkaitan dengan pancaindera.
ü Contoh: melihat, mendengar, mencium, dll.
b. Verba Afeksi
ü Kata kerja yang berkaitan dengan perasaan psikologis
seseorang.
ü Contoh: marah, sedih, khawatir, senang, dll.
c. Verba
Kognisi
ü Kata kerja yang
berkaitan dengan proses memahami sesuatu.
ü Contoh: berpikir,
mengerti, memahami, memikirkan, dll.
4.
Adjektiva
Ø
Adjektiva/kata
sifat?
ü
Kata yang
digunakan untuk mengungkap sifat atau keadaan suatu objek, baik manusia, hewan,
tumbuhan, serta barang/ benda.
Ø
Ciri-Ciri Kata
Sifat
1. dapat ditambahkan atau diberi kata keterangan
pembanding:
•
paling: paling cantik, paling indah, paling tampan, dsb.
•
lebih: lebih cantik, lebih indah, lebih tampan, dsb.
•
kurang: kurang cantik, kurang indah, kurang tampan, dsb.
2. dapat ditambahkan atau diberi kata keterangan
penguat:
•
benar: menawan
benar, indah benar, dermawan benar, dsb.
•
sekali: menawan
sekali, indah sekali, dermawan sekali, dsb.
•
terlalu: terlalu
menawan, terlalu indah, terlalu dermawan.
•
amat: amat
menawan, amat indah, amat dermawan.
•
sangat: sangat
menawan, sangat indah, sangat dermawan.
4. Bisa diingkari/ditolak dengan kata tidak
•
Contoh: tidak
pandai, tidak buruk, tidak benar, tidak tampan, dsb.
5. Bisa diulang
dengan diawali se- dan diakhiri dengan -nya.
•
Contoh:
sebaik-baiknya, setulus-tulusnya, semulus-mulusnya, selancar-lancarnya, dsb.
6. menggunakan akhiran:
•
-er :
karier, honorer, kaskuser.
•
-wi :
manusiawi, duniawi, surgawi, kimiawi.
•
-iah :
alamiah, islamiah, ilmiah.
•
-iah : alamiah, islamiah, ilmiah
•
-if : naif, positif, aktif, pasif, naratif, konsumtif dsb.
•
-al :
normal, formal, struktural, fungsional, netral.
•
-ik :
elektrik, munafik, menarik dan lain sebagainya.
v LATIHAN CIRI KEBAHASAAN TEKS DRAMA
1. Jelaskan pengertian pronomina!
2. Sebutkan jenis-jenis pronomina dan jelaskan!
3. Sebutkan jenis-jenis pronomina persona!
4. Sebutkan jenis-jenis konjungsi kronologis dan berilah
contoh kalimat masing-masing satu!
5. Jelaskan pengertian verba material dan berilah dua
contoh kalimat!
6. Jelaskan pengertian verba mental!
7. Sebutkan macam-macam verba mental dan berilah contoh
masing-masing satu kalimat!
8. Jelaskan pengertian adjektiva!
9. Sebutkan ciri-ciri adjektiva dan berilah contoh
masing-masing dua kata!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.