CERITA PENDEK
v Cerita pendek (Cerpen)?
ü Cerita rekaan yang wujud/struktur fisiknya
berbentuk pendek.
ü Ciri-ciri cerpen
- Bentuk
tulisanya:
Ø singkat dan padat (500 – 5000 kata).
2. Cerita:
Ø satu penggal kehidupan tokoh yang penting,
penuh pertikaian, peristiwa, dan pengalaman.
3. Tema:
Ø lebih terfokus (satu segi kehidupan tokoh).
4. Tokoh dan latar
Ø terbatas (2-3)
5. Alur:
Ø alur tunggal dan padat (penuh dengan
peristiwa penting)
6. Penokohan:
Ø sederhana dan tidak mendalam.
v Nilai Kehidupan dalam Cerpen
Ø Nilai?
ü Sesuatu yang berharga, penting,
berguna/bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Ø Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen?
1. Nilai moral
2. Nilai etika
3. Nilai agama/religius
4. Nilai sosial
5. Nilai budaya
6. Nilai pendidikan
7. Nilai estetika/keindahan
8. Nilai politis
9. Nilai patriotik
1.
Nilai
Moral
Ø Nilai yang berhubungan dengan perbuatan
baik atau buruk, etika, dan budi pekerti.
Ø Contoh: berbakti kepada orang tua , jujur , sopan, sabar ,
Ikhlas, dll.
2. Nilai Etika
Ø Nilai yang berkaitan dengan sopan santun
dalam kehidupan bermasyarakat.
Ø Contoh: berbicara sopan terhadap orang tua,
menghormati orang tua, mematuhi sopan santun yang berlaku di masyarakat, dsb.
3. Nilai Agama/Religius
Ø Nilai yang berhubungan dengan kegiatan
ibadah, kepercayaan, atau unsur ketuhanan.
Ø Contoh:cara beribadah kepada Tuhan, rajin berdoa, rajin
membaca kitab suci, melakukan ritual keagamaan/keyakinan tertentu, dsb.
4. Nilai Sosial
Ø Sesuatu yang berhubungan dengan norma dan
interaksi dalam kehidupan bermasyarakat.
Ø Contoh: saling memberi, tenggang rasa, saling menghormati,
saling membantu, gotong royong, menjengguk teman yang sakit, dll.
5. Nilai Budaya
Ø Sesuatu yang berhubungan dengan adat
kebiasaan, tradisi/adat-isitiadat, pemikiran, dan hasil karya cipta manusia.
Ø Contoh: adat istiadat, adat perkawinan, adat kematian,
cara berpakaian, kesenian, bahasa, dll.
6. Nilai Pendidikan
Ø Nilai yang berhubungan dengan pengubahan
tingkah laku dari buruk ke baik.
Ø Contoh: berubah menjadi lebih baik, rajin,
ulet, maju, sadar akan kesalahan yang telah diperbuat dan berusaha berbuat
baik, dll.
7. Nilai Estetika/Keindahan
Ø Nilai yang berkaitan dengan hal - hal yang
menyenangkan dan keindahan.
Ø Contoh: bahasa yang indah, puitis, menarik;
penggambaran latar yang menarik, penggambaran tokoh yang istimewa, dsb.
8. Nilai Politis
Ø Nilai yang berkaitan dengan ketatanegaraan
maupun kebijakan dalam menjalankan pemerintahan.
Ø Contoh: menurunkan harga BBM, sembako;
peraturan bagi pegawai/karyawan, dsb.
9. Nilai
Patriotik/Perjuangan
Ø Nilai yang berhubungan dengan
jiwa kepahlawanan, semangat, kecintaan terhadap tanah air.
Ø Contoh: rela berkorban untuk
bangsa dan negara, lebih mementingkan kepentingan bangsa dan negara, berjuang
mengusir penjajah, mendukung tim negaranya daripada tim negara lain, dll.
v Soal Diskusi:
- Bacalah
teks cerpen dari buku cetak hlm. 63-67!
- Sebutkan
nilai-nilai yang terdapat dalam cerpen tersebut! Jelaskan dan tunjukan!
Kerjakan dalam tabel seperti contoh di buku cetak hlm. 67-68!
v Unsur-unsur pembangun cerpen
1.
Unsur
intrinsik
2.
Unsur
ekstrinsik
Ø Unsur intrinsik
Ø Unsur yang terdapat di dalam cerita.
Ø Unsur ekstrinsik
§ Unsur yang terdapat di luar cerita.
Ø Macam-macam Unsur Intrinsik
1.
Tema
2.
Tokoh
dan Penokohan
3.
Alur/plot
4.
Latar/Setting
5.
Sudut
Pandang
6.
Amanat
7.
Gaya
Bahasa
1. Tema
§ Ide/gagasan utama yang mendasari cerita.
§ Ide/gagasan yang menjadi titik tolak
penyusunan cerita.
§ Contoh:
ü Pendidikan
ü Persahabatan
ü Kegigihan
ü Percintaan
ü Cinta Sejati
ü Cinta Seorang Ayah
ü Perjuangan Meraih Keadilan
2. Tokoh dan Penokohan
Ø Tokoh
ü Individu rekaan yang mengalami
lakuan/peristiwa/kejadian dalam sebuah cerita.
Ø Macam tokoh berdasarkan peranannya dalam
cerita:
1. Tokoh utama
ü Tokoh yang menjadi pusat penceritaan.
ü Terdiri dari tokoh baik (protagonis) dan
tokoh jahat (antagonis).
2. Tokoh bawahan/Tritagonis
ü Tokoh tambahan yang berfungsi menghidupkan
jalan cerita.
ü Macam tokoh tritagonis:
1.
tokoh
yg berpihak pada tokoh protagonis
2.
tokoh
yg berpihak pada tokoh antagonis
3.
tokoh
netral
Ø Penokohan/Perwatakan/Karakterisasi
ü Penokohan meliputi:
1.
Penentuan
watak/sifat tokoh.
2.
Pelukisan
watak tokoh (cara pengarang melukiskan watak tokoh-tokoh dalam cerita).
Ø Watak tokoh digambarkan dalam tiga dimensi:
1. Dimensi fisiologis/Keadaan
fisik
Ø Umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, cacat
jasmaniah,
ciri khas yang menonjol, raut muka,
tinggi/pendek, kurus/gemuk, suka senyum/cemberut, dsb.
2. Dimensi psikologis/
Keadaan psikis
Ø Watak, kegemaran, temperamen, ambisi,
keadaan emosinya, dsb.
3. Dimensi sosiologis
Ø Jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras,
agama, ideologi, dsb.
Ø Teknik/Cara Penggambaran Karakter/Watak
Tokoh
- Penjelasan langsung pengarang
- Penggambaran melalui perilaku tokoh
- Penggambaran melalui lingkungan kehidupan tokoh
- Penggambaran melalui percakapan/dialog tokoh
- Penggambaran melalui jalan pikiran dan perasaan
tokoh
- Penggambaran melalui reaksi tokoh lain
Ø Contoh
- Penggambaran melalui lingkungan kehidupan tokoh
Terdapat sebuah ruang khusus untuk berdoa meski rumah
Pak Mahardika tidak terlalu luas. Alat untuk berdoa lengkap berada di dalamnya.
Beberapa Alkitab, buku Puji Syukur, Rosario tertata rapi. Di beberapa ruangan
terhiasi berbagai gambar rohani.
•
Watak
Pak Mahardika: mementingkan agama
2. Penjelasan langsung pengarang
Meskipun Pak Budi
memiliki sawah hektaran, rumah bertingkat dan berhalaman luas, puluhan mobil
dan perusahaan di berbagai tempat , tetapi ia sangat pelit. Ketika ada
pembangunan mesjid di komplek rumahnya, tak sedikitpun ia memberikan
sumbangan. Apalagi para tetangga yang meminta pinjaman tak pernah ia beri.
•
Watak
Pak Budi : pelit
3. Penggambaran melalui perilaku tokoh
Sekilas Mira melihat pengemis berkaki buntung di depan
toko. Segera ia turun dari mobilnya dan menghampiri pengemis tersebut. Dia
tersenyum dan membuka dompet yang berada dalam tasnya. Diambilnya uang seratus
ribuan lalu ia berikan pada pengemis itu.
•
Watak
Mira : baik hati dan suka menolong
4. Penggambaran melalui jalan pikiran tokoh
Tak seperti orang kaya lain, Pak Sukaryo sadar tidak
semua orang seberuntung dia dan keluarganya. Setelah berpikir matang, Pak
Sukaryo memutuskan untuk memberikan setengah harta kekayaanya pada beberapa
panti asuhan di kotanya.
•
Watak
Pak Sukaryo : baik hati
5. Penggambaran melalui percakapan tokoh
“Eh, maafkan aku,”ucap Mira. “Maaf maaf, kalau jalan
pake mata jangan maen tabrak orang. Lihat buku dan Ipad milikku jatuh.
Bagaimana kalau rusak ? mau tanggung jawab ?” bentak Indri. “Tapi aku tidak
sengaja.”
· Watak Indri : temperamen/mudah emosi,
· Watak Mira : ceroboh
6. Penggambaran melalui reaksi tokoh lain
Setelah Viky berhasil menyelesaikan soal matematika di
papan tulis, semua bertepuk tangan tak terkecuali Robi. “VIk, kamu pintar
sekali ” Puji Robi. Viky hanya tersenyum dan kembali ke mejanya.
· Watak Viky : pintar.
3. Alur/Plot
Ø Susunan peristiwa yang membentuk cerita.
Ø Struktur alur cerita pendek
1.
Pengenalan
cerita/orientasi
2.
Penampilan
masalah/konflik
3.
Puncak
konflik/klimaks
4.
Penurunan
ketegangan/ antiklimaks
5.
Penyelesaian
1. Tahap Pengenalan/Permulaan/Eksposisi
ü Tahap pelukisan awal
cerita.
ü Pengarang mengenalkan
tokoh-tokoh cerita, karakter, dan lingkungannya.
2. Tahap Pertikaian Awal/Konflik
ü Tokoh utama/protagonis mulai
mengalami masalah/konflik.
3. Tahap Puncak/Klimaks
ü Persoalan-persoalan/konflik
yg terjadi sampai pada keadaan yg paling rumit sehingga mencapai suasana paling
menegangkan.
4. Tahap Peleraian/Antiklimaks
ü Konflik yg pada tahap klimaks
mencapai puncak ketegangan mulai menurun/mereda.
ü Menurun/meredanya konflik
tersebut karena tokoh-tokoh yang mengalami konflik mulai menemukan jalan
keluar/pemecahan masalah atau tokoh-tokoh yang meruncingkan konflik/memanaskan
situasi telah meninggal.
5. Tahap Akhir/Penyelesaian/Keputusan
ü Penyelesaian cerita/akhir
cerita.
4. Latar/setting
Ø Keterangan yang mejelaskan/melatari cerita.
Ø Latar meliputi:
ü Waktu
ü Tempat
ü Suasana
ü Sosial budaya
Ø Latar waktu
ü Keterangan waktu terjadinya peristiwa dalam
cerita.
ü Misalnya: jam, hari, tanggal, bulan, tahun,
zaman, masa, dll.
Ø Latar tempat
ü Keterangan di mana terjadinya peristiwa
dalam cerita.
ü Menggambarkan:
1.
tempat/ruang
(sekolah, rumah, pasar, kamar tidur, kebun, dll.),
2.
wilayah
geografis (desa, kota, pulau, hutan, dll.).
Ø Latar suasana
ü Keterangan suasana terjadinya peristiwa.
ü Misalnya: tenang, panik, mencekam, sepi,
tertekan, emosi, mengharukan, dll.
Ø Latar sosial budaya
ü Keterangan yang berhubungan dengan kondisi
sosial budaya yang ada dalam cerita.
ü Meliputi:
·
kebiasaan
hidup,
·
adat
istiadat/tradisi,
·
pandangam
hidup,
·
agama,
·
kesenian,
·
bahasa,
dll.
5. Sudut pandang
Ø Cara pandang yang digunakan pengarang dalam
bercerita.
Ø Jenis sudut pandang pengarang:
1.
Sudut
pandang orang pertama
2.
Sudut
pandang orang ketiga
1. Sudut pandang orang
pertama
Ø Ciri-cirinya:
§ Menggunakan kata ganti orang pertama ( aku
atau saya).
Ø Jenis:
1.
Sudut
pandang orang pertama pelaku/tokoh utama
2.
Sudut
pandang orang pertama pelaku/tokoh sampingan/tambahan
Ø Sudut pandang orang pertama pelaku utama
ü Pengarang terlibat dalam cerita dan
berperan sebagai tokoh utama.
ü Pengarang menceritakan semua peristiwa yang
dialaminya, baik lahiriah maupun batiniah.
Ø Sudut pandang orang pertama pelaku
sampingan
ü Pengarang terlibat dalam cerita dan
berperan sebagai tokoh tambahan.
ü Pengarang menceritakan peristiwa yang
dialami tokoh lain dan pengarang terlibat dalam peristiwa tersebut.
2. Sudut pandang orang ketiga
Ø Pengarang tidak terlibat dalam cerita.
Ø Pengarang sebagai narator.
Ø Ciri-cirinya:
ü Menggunakan kata ganti orang ketiga: ia,
dia, nama orang.
Ø Jenisnya:
1.
Sudut
pandang orang ketiga serbatahu.
2.
Sudut
pandang orang ketiga sebagai pengamat/terbatas.
Ø Sudut pandang orang ketiga serba tahu
ü Pengarang tidak terlibat dalam cerita.
ü Pengarang berperan sebagai narator yang mahatahu.
ü Pengarang menceritakan semua peristiwa yang
dialami tokoh lain, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.
Ø Sudut pandang orang ketiga sebagai
pengamat/terbatas.
ü Pengarang tidak terlibat dalam cerita.
ü Pengarang menceritakan peristiwa yang
dialami tokoh lain yang bisa dilihat, didengar, dan dirasakan.
Ø Contoh:
- Orang ketiga serbatahu
Sudah genap satu bulan dia menjadi pendatang baru di
komplek perumahan ini. Tapi, belum satu kali pun dia terlihat keluar rumah
untuk sekedar beramah-tamah dengan tetangga yang lain, berbelanja, atau apalah
yang penting dia keluar rumah.
“Apa mungkin dia terlalu sibuk, ya?” pikir salah seorang tetangganya. “Tapi, masa bodoh! Aku tak rugi karenanya dan dia juga tak akan rugi karenaku.”
Pernah satu kali dia kedatangan tamu yang kata tetangga sebelah adalah saudaranya. Memang dia sosok introvert, jadi walaupun saudaranya yang datang berkunjung, dia tidak bakal menyukainya.
“Apa mungkin dia terlalu sibuk, ya?” pikir salah seorang tetangganya. “Tapi, masa bodoh! Aku tak rugi karenanya dan dia juga tak akan rugi karenaku.”
Pernah satu kali dia kedatangan tamu yang kata tetangga sebelah adalah saudaranya. Memang dia sosok introvert, jadi walaupun saudaranya yang datang berkunjung, dia tidak bakal menyukainya.
2. Orang pertama sebagai tokoh utama
Pagi ini begitu cerah hingga mampu mengubah suasana
jiwaku yang tadinya penat karena setumpuk tugas yang masih terbengkelai menjadi
sedikit teringankan. Namun, aku harus segera bangkit dari tidurku dan bergegas
mandi karena pagi ini aku harus meluncur ke Kedubes Australia untuk
mengumpulkan berita yang harus segera aku laporkan hari ini juga.
3. Orang pertama tokoh sampingan
Aku masih melihatnya termenung di sebelahku. Aku
merasa, dia tengah bersedih, Tetapi, aku tak tahu apa yang membuatnya bersedih.
Untuk memecah ketidaktahuanku itu, aku pun lantas bertanya kepadanya. “Kau,
kenapa?” Dia masih terdiam, belum juga menjawab tanya. Setakat, dia pun
berujar, “aku baik-baik saja.”
4. Orang ketiga sebagai pengamat
Entah apa yang terjadi dengannya. Datang-datang ia
langsung marah. Memang kelihatannya ia punya banyak masalah. Tapi kalau dilihat
dari raut mukanya, tak hanya itu yang ia rasakan. Tapi sepertinya ia juga
sakit. Bibirnya tampak kering, wajahnya pucat,dan rambutnya kusut berminyak
seperti satu minggu tidak terbasuh air. Tak satu pun dari mereka berani untuk
menegurnya, takut menambah amarahnya.
5. Orang pertama sebagai tokoh sampingan
Sekali hari aku datang pula mengupah Kakek. Biasanya
Kakek gembira menerimaku, karena aku suka memberinya uang. Tapi sekali
ini Kakek begitu muram. Di sudut benar ia duduk dengan lututnya menegak
menopang tangan dan dagunya. Pandangannya sayu ke depan, seolah-olah ada
sesuatu yang yang mengamuk pikirannya. Sebuah belek susu yang berisi minyak
kelapa, sebuah asahan halus, kulit sol panjang, dan pisau cukur tua berserakan
di sekitar kaki Kakek. Tidak pernah aku melihat Kakek begitu durja dan belum
pernah salamku tak disahutinya seperti saat itu.
6. Amanat
ü Pesan yang disampaikan pengarang dalam
cerita.
ü Amanat bisa disampaikan secara
tersurat/eksplisit dan tersirat/implisit.
7. Gaya bahasa
ü Corak/ciri khas bahasa yang digunakan
pengarang dalam cerita.
ü Meliputi:
· Struktur bahasa yang digunakan
· Diksi/pilihan kata (penggunaan kata denotasi,
konotasi, penggunaan kosakata daerah tertentu).
v Ciri-Ciri Kebahasaan Cerita
Pendek
1.
Susunan kalimat dan paragraf bebas, tidak harus sesuai tata bahasa baku
bahasa Indonesia.
2.
Ragam bahasa idiolek
3.
Ciri khas bahasa yang digunakan seseorang.
4.
Gaya bahasa disesuaikan dengan golongan pembaca.
5.
Penggunaan kalimat langsung dan kalimat tidak langsung.
6.
Penggunaan kata tidak baku.
7.
Penggunaan kata denotatif.
8.
Penggunaan kata konotatif:
ü Majas
ü Ungkapan
ü Peribahasa
v SOAL DISKUSI
Bacalah cerpen
dalam fotokopian, kemudian analisilah unsur intrinsiknya & penggunaan
ungkapan, peribahasa:
1.
Tema
2.
Tokoh
dan Penokohan
3.
Alur/plot
4.
Latar/Setting
5.
Sudut
Pandang
6.
Amanat
7.
Gaya
Bahasa
8.
Ungkapan
9.
Peribahasa
Ø Kerjakan dlm tabel seperti buku cetak hlm
87-88!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.