Rabu, November 14, 2018

NOVEL


NOVEL

v  Novel?
ü  Karya sastra yang berbentuk prosa fiksi.
ü  Menceritakan/menggambarkan konflik kehidupan seseorang yang berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya.
ü  Konflik mengubah nasib tokoh.

v  Ciri-ciri Novel
1.      Alurnya kompleks.
2.      Konflik mengubah nasib tokoh.
3.      Menceritakan sebagian besar kehidupan tokoh.
4.      Karakter tokoh disampaikan mendetail.
5.      Waktu yang dibutuhkan untuk membaca relatif lebih lama.

v  Perbedan Cerpen, Novel, dan Roman
UNSUR
CERPEN
NOVEL
ROMAN
Alur
sederhana/tunggal
Kompleks
Lebih kompleks

Penokohan
Karakter tokoh diceritakan tidak secara mendetail

Karakter tokoh diceritakan sampai mendetail, namun hanya sebagian besar saja

Karakter tokoh diceritakan sampai mendetail, bahkan hingga meninggal dunia

Konflik
Konflik tidak lengkap, hanya batin atau fisik

Konflik sangat lengkap (batin dan fisik)

Konflik sangat lengkap (batin dan fisik) bahkan diceritakan secara tragis

Cerita
Sederhana, hanya sebagian hidup tokoh

Kompleks, hampir seluruh perjalanan hidup tokoh diceritakan

Sangat kompleks, bahkan mulai lahir sampai kematian tokoh diceritakan


v Struktur Novel
  1. Abstrak
  2. Orientasi
  3. Komplikasi
  4. Evaluasi
  5. Resolusi
  6. Koda

  1. Abstrak
Ø  Ringkasan isi cerita/inti cerita
Ø  Terdapat pada bagian awal cerita.
  1. Orientasi
Ø  Bagian penjelasan mengenai latar waktu dan suasana terjadinya cerita, terkadang juga berupa pembahasan penokohan atau perwatakan.
  1. Komplikasi
Ø  Urutan kejadian yang memiliki hubungan sebab akibat.
Ø  Setiap peristiwa terjadi karena adanya sebab dan mengakibatkan munculnya peristiwa yang lainnya.
  1. Evaluasi
Ø  Konflik yang terjadi pada tahap komplikasi terarah menuju suatu titik tertentu.
  1. Resolusi
Ø  Muncul solusi atas konflik yang sedang terjadi.
  1. Koda
Ø  Bagian akhir atau penutup cerita dalam novel.

v  Unsur-unsur pembangun novel
1.      Unsur intrinsik
2.      Unsur ekstrinsik
Ø Unsur intrinsik
Ø Unsur yang terdapat di dalam cerita.

Ø Unsur ekstrinsik
§  Unsur yang terdapat di luar cerita.
Ø Macam-macam Unsur Intrinsik
1.      Tema
2.      Tokoh dan Penokohan
3.      Alur/plot
4.      Latar/setting
5.      Sudut pandang
6.      Amanat
7.      Gaya bahasa

1.    Tema
Ø  Ide/gagasan utama yang mendasari cerita.
2. Tokoh dan Penokohan
v  Tokoh
ü  Individu rekaan yang mengalami lakuan/peristiwa/kejadian dalam sebuah cerita.
Ø  Macam tokoh berdasarkan peranannya dalam cerita:
            1. Tokoh utama
ü  Tokoh yang menjadi pusat penceritaan.
ü  Terdiri dari tokoh baik (protagonis) dan tokoh jahat (antagonis).
            2. Tokoh bawahan/Tritagonis
ü  Tokoh tambahan yang berfungsi menghidupkan jalan cerita.
ü  Macam tokoh tritagonis:
1.      tokoh yg berpihak pada tokoh protagonis
2.      tokoh yg  berpihak pada tokoh antagonis
3.      tokoh netral
Ø  Penokohan/Perwatakan/Karakterisasi
ü  Penokohan meliputi:
1.      Penentuan watak/sifat tokoh.
2.      Pelukisan watak tokoh (cara pengarang melukiskan watak tokoh-tokoh dalam cerita).
Ø Watak tokoh digambarkan dalam tiga  dimensi:
1. Dimensi fisiologis/Keadaan fisik
Ø  Umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, cacat jasmaniah,
ciri khas yang menonjol, raut muka, tinggi/pendek, kurus/gemuk, suka senyum/cemberut, dsb.
2. Dimensi psikologis/ Keadaan psikis
Ø  Watak, kegemaran, temperamen, ambisi, keadaan emosinya, dsb.
3. Dimensi sosiologis
Ø  Jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras, agama, ideologi, dsb.

v Teknik/Cara Penggambaran Karakter/Watak Tokoh
  1. Penjelasan langsung pengarang
  2. Penggambaran melalui perilaku tokoh
  3. Penggambaran melalui lingkungan kehidupan tokoh
  4. Penggambaran melalui percakapan/dialog tokoh
  5. Penggambaran melalui jalan pikiran dan perasaan tokoh
  6. Penggambaran melalui reaksi tokoh lain

v  Contoh
  1. Penggambaran melalui lingkungan kehidupan  tokoh
Terdapat sebuah ruang khusus untuk berdoa meski rumah Pak Mahardika tidak terlalu luas. Alat untuk berdoa lengkap berada di dalamnya. Beberapa Alkitab, buku Puji Syukur, Rosario tertata rapi. Di beberapa ruangan terhiasi berbagai gambar rohani.
   Watak Pak Mahardika: mementingkan agama

2. Penjelasan langsung pengarang
     Meskipun Pak Budi memiliki sawah hektaran, rumah bertingkat dan berhalaman luas, puluhan mobil dan perusahaan di berbagai tempat , tetapi ia sangat pelit. Ketika ada pembangunan mesjid di komplek rumahnya,  tak sedikitpun ia memberikan sumbangan. Apalagi para tetangga yang meminta pinjaman tak pernah ia beri.
     Watak Pak Budi : pelit

3. Penggambaran melalui perilaku tokoh
Sekilas Mira melihat pengemis berkaki buntung di depan toko. Segera ia turun dari mobilnya dan menghampiri pengemis tersebut. Dia tersenyum dan membuka dompet yang berada dalam tasnya. Diambilnya uang seratus ribuan lalu ia berikan pada pengemis itu.
     Watak Mira : baik hati dan suka menolong

4. Penggambaran melalui jalan pikiran tokoh
Tak seperti orang kaya lain, Pak Sukaryo sadar tidak semua orang seberuntung dia dan keluarganya. Setelah berpikir matang, Pak Sukaryo memutuskan untuk memberikan setengah harta kekayaanya pada beberapa panti asuhan di kotanya.
     Watak Pak Sukaryo : baik hati

5. Penggambaran melalui percakapan tokoh
“Eh, maafkan aku,”ucap Mira. “Maaf maaf, kalau jalan pake mata jangan maen tabrak orang. Lihat buku dan Ipad milikku jatuh. Bagaimana kalau rusak ? mau tanggung jawab ?” bentak Indri. “Tapi aku tidak sengaja.”
·      Watak Indri : temperamen/mudah emosi,
·      Watak Mira : ceroboh

6. Penggambaran melalui reaksi tokoh lain
Setelah Viky berhasil menyelesaikan soal matematika di papan tulis, semua bertepuk tangan tak terkecuali Robi. “VIk, kamu pintar sekali ” Puji Robi. Viky hanya tersenyum dan kembali ke mejanya.
·    Watak Viky : pintar.

3. Alur/Plot
Ø  Rangkaian peristiwa yang membentuk suatu cerita.
Ø  Tahap-tahap alur dalam novel:
1.      Tahap  pengenalan/permulaan/eksposisi
2.      Tahap  pertikaian awal/konflik
3.      Tahap  perumitan/peningkatan konflik
4.      Tahap  puncak/klimaks
5.      Tahap  peleraian/antiklimaks/resolusi
6.      Tahap  akhir/penyelesaian/keputusan

1. Tahap  Pengenalan/Permulaan/Eksposisi
Ø  Tahap pelukisan awal cerita.
Ø  Pengarang mengenalkan tokoh-tokoh cerita, karakter, dan lingkungannya.

2. Tahap  Pertikaian Awal/Konflik
Ø  Tokoh utama/protagonis mulai mengalami masalah/konflik.

3. Tahap  Perumitan/Peningkatan Konflik
Ø  Konflik semakin melebar dan semakin tinggi.
Ø  Para tokoh terlibat dalam beberapa persoalan baru.
Ø  Tiap watak tokoh tumbuh dan saling memengaruhi sehingga persoalan semakin rumit.

4. Tahap  Puncak/Klimaks
Ø  Persoalan-persoalan/konflik yg terjadi sampai pada keadaan yg paling rumit sehingga mencapai suasana paling menegangkan.

5. Tahap  Peleraian/Antiklimaks/Resolusi
Ø  Konflik yg pada tahap klimaks mencapai puncak ketegangan mulai menurun/mereda.
Ø  Menurun/meredanya konflik tersebut karena tokoh-tokoh yang mengalami konflik mulai menemukan jalan keluar/pemecahan masalah atau tokoh-tokoh yang meruncingkan konflik/memanaskan situasi telah meninggal.

6. Tahap  Akhir/Penyelesaian/Keputusan
Ø  Penyelesaian cerita/akhir cerita.

4. Latar/setting
Ø  Keterangan yang mejelaskan/melatari cerita.
Ø  Latar meliputi:
ü  Waktu
ü  Tempat
ü  Suasana
ü  Sosial budaya

Ø  Latar waktu
ü  Keterangan waktu terjadinya peristiwa dalam cerita.
ü  Misalnya: jam, hari, tanggal, bulan, tahun, zaman, masa, dll.

Ø  Latar tempat
ü  Keterangan di mana terjadinya peristiwa dalam cerita.
ü  Menggambarkan:
1.      tempat/ruang (sekolah, rumah, pasar, kamar tidur, kebun, dll.),
2.      wilayah geografis (desa, kota, pulau, hutan, dll.).

Ø  Latar suasana
Ø  Keterangan suasana terjadinya peristiwa.
Ø  Misalnya: tenang, panik, mencekam, sepi, tertekan, emosi, mengharukan, dll.

Ø  Latar sosial budaya
Ø  Keterangan yang berhubungan dengan kondisi sosial budaya yang ada dalam cerita.
Ø  Meliputi:
ü  kebiasaan hidup,
ü  adat istiadat/tradisi,
ü  pandangam hidup,
ü  agama,
ü  kesenian,
ü  bahasa, dll.

5. Sudut pandang
Ø  Cara pandang yang digunakan pengarang dalam bercerita.
Ø  Jenis sudut pandang pengarang:
1.      Sudut pandang orang pertama
2.      Sudut pandang orang ketiga

1. Sudut pandang orang pertama
Ø  Ciri-cirinya:
§  Menggunakan kata ganti orang pertama ( aku atau saya).
Ø  Jenis:
1.      Sudut pandang orang pertama pelaku/tokoh utama
2.      Sudut pandang orang pertama pelaku/tokoh sampingan/tambahan
Ø  Sudut pandang orang pertama pelaku utama
ü  Pengarang terlibat dalam cerita dan berperan sebagai tokoh utama.
ü  Pengarang menceritakan semua peristiwa yang dialaminya, baik lahiriah maupun batiniah.
Ø  Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan
ü  Pengarang terlibat dalam cerita dan berperan sebagai tokoh tambahan.
ü  Pengarang menceritakan peristiwa yang dialami tokoh lain dan pengarang terlibat dalam peristiwa tersebut.

2. Sudut pandang orang ketiga
Ø  Pengarang tidak terlibat dalam cerita.
Ø  Pengarang sebagai narator.
Ø  Ciri-cirinya:
ü  Menggunakan kata ganti orang ketiga: ia, dia, nama orang.
Ø  Jenisnya:
1.      Sudut pandang orang ketiga serbatahu.
2.      Sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat/terbatas.

Ø  Sudut pandang orang ketiga serba tahu
ü  Pengarang tidak terlibat dalam cerita.
ü  Pengarang berperan sebagai narator yang mahatahu.
ü  Pengarang menceritakan semua peristiwa yang dialami tokoh lain, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.
Ø  Sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat/terbatas.
ü Pengarang tidak terlibat dalam cerita.
ü Pengarang menceritakan peristiwa yang dialami tokoh lain yang bisa dilihat, didengar, dan dirasakan.

Ø  Contoh:
  1. Orang ketiga serbatahu
Sudah genap satu bulan dia menjadi pendatang baru di komplek perumahan ini. Tapi, belum satu kali pun dia terlihat keluar rumah untuk sekedar beramah-tamah dengan tetangga yang lain, berbelanja, atau apalah yang penting dia keluar rumah.
“Apa mungkin dia terlalu sibuk, ya?” pikir salah seorang tetangganya. “Tapi, masa bodoh! Aku tak rugi karenanya dan dia juga tak akan rugi karenaku.”
Pernah satu kali dia kedatangan tamu yang kata tetangga sebelah adalah saudaranya. Memang dia sosok introvert, jadi walaupun saudaranya yang datang berkunjung, dia tidak bakal menyukainya.

       2. Orang pertama sebagai tokoh utama
Pagi ini begitu cerah hingga mampu mengubah suasana jiwaku yang tadinya penat karena setumpuk tugas yang masih terbengkelai menjadi sedikit teringankan. Namun, aku harus segera bangkit dari tidurku dan bergegas mandi karena pagi ini aku harus meluncur ke Kedubes Australia untuk mengumpulkan berita yang harus segera aku laporkan hari ini juga.
     
      3. Orang pertama tokoh sampingan
Aku masih melihatnya termenung di sebelahku. Aku merasa, dia tengah bersedih, Tetapi, aku tak tahu apa yang membuatnya bersedih. Untuk memecah ketidaktahuanku itu, aku pun lantas bertanya kepadanya. “Kau, kenapa?” Dia masih terdiam, belum juga menjawab tanya. Setakat, dia pun berujar, “aku baik-baik saja.”

      4. Orang ketiga sebagai pengamat
Entah apa yang terjadi dengannya. Datang-datang ia langsung marah. Memang kelihatannya ia punya banyak masalah. Tapi kalau dilihat dari raut mukanya, tak hanya itu yang ia rasakan. Tapi sepertinya ia juga sakit. Bibirnya tampak kering, wajahnya pucat,dan rambutnya kusut berminyak seperti satu minggu tidak terbasuh air. Tak satu pun dari mereka berani untuk menegurnya, takut menambah amarahnya.

      5. Orang pertama sebagai tokoh sampingan
Sekali hari aku datang pula mengupah Kakek. Biasanya Kakek gembira menerimaku, karena aku suka  memberinya uang. Tapi sekali ini Kakek begitu muram. Di sudut benar ia duduk dengan lututnya menegak menopang tangan dan dagunya. Pandangannya sayu ke depan, seolah-olah ada sesuatu yang yang mengamuk pikirannya. Sebuah belek susu yang berisi minyak kelapa, sebuah asahan halus, kulit sol panjang, dan pisau cukur tua berserakan di sekitar kaki Kakek. Tidak pernah aku melihat Kakek begitu durja dan belum pernah salamku tak disahutinya seperti saat itu.

6. Amanat
ü  Pesan yang disampaikan pengarang dalam cerita.
ü  Amanat bisa disampaikan secara tersurat/eksplisit dan tersirat/implisit.
7. Gaya bahasa
ü  Corak/ciri khas bahasa yang digunakan pengarang dalam cerita.
ü  Meliputi:
·    Struktur bahasa yang digunakan
·    Diksi/pilihan kata (penggunaan kata denotasi, konotasi, penggunaan kosakata daerah tertentu).
v  Nilai Kehidupan dalam Cerpen
Ø  Nilai?
ü  Sesuatu yang berharga, penting, berguna/bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Ø  Nilai Kehidupan yang Terkandung dalam Novel
1.      Nilai moral
2.      Nilai etika
3.      Nilai agama/religius
4.      Nilai sosial
5.      Nilai budaya
6.      Nilai pendidikan
7.      Nilai estetika/keindahan
8.      Nilai politis
9.      Nilai patriotik

1.      Nilai Moral
Ø  Nilai yang berhubungan dengan perbuatan baik atau buruk, etika, dan budi pekerti.
Ø  Contoh: berbakti kepada orang tua , jujur , sopan, sabar , Ikhlas, dll.

2.  Nilai Etika
Ø  Nilai yang berkaitan dengan sopan santun dalam kehidupan bermasyarakat.
Ø  Contoh: berbicara sopan terhadap orang tua, menghormati orang tua, mematuhi sopan santun yang berlaku di masyarakat, dsb.

3. Nilai Agama/Religius
Ø  Nilai yang berhubungan dengan kegiatan ibadah, kepercayaan, atau unsur ketuhanan.
Ø  Contoh:cara beribadah kepada Tuhan, rajin berdoa, rajin membaca kitab suci, melakukan ritual keagamaan/keyakinan tertentu, dsb.

4. Nilai Sosial
Ø  Sesuatu yang berhubungan dengan norma dan interaksi dalam kehidupan bermasyarakat.
Ø  Contoh: saling memberi, tenggang rasa, saling menghormati, saling membantu, gotong royong, menjengguk teman yang sakit, dll.

5. Nilai Budaya
Ø  Sesuatu yang berhubungan dengan adat kebiasaan, tradisi/adat-isitiadat, pemikiran, dan hasil karya cipta manusia.
Ø  Contoh: adat istiadat,   adat perkawinan, adat kematian, cara berpakaian, kesenian, bahasa, dll.

6. Nilai Pendidikan
Ø  Nilai yang berhubungan dengan pengubahan tingkah laku dari buruk ke baik.
Ø  Contoh: berubah menjadi lebih baik, rajin, ulet, maju, sadar akan kesalahan yang telah diperbuat dan berusaha berbuat baik, dll.

7. Nilai Estetika/Keindahan
Ø  Nilai yang berkaitan dengan hal - hal yang menyenangkan dan keindahan.
Ø  Contoh: bahasa yang indah, puitis, menarik; penggambaran latar yang menarik, penggambaran tokoh yang istimewa, dsb.

8. Nilai Politis
Ø  Nilai yang berkaitan dengan ketatanegaraan maupun kebijakan dalam menjalankan pemerintahan.
Ø  Contoh: menurunkan harga BBM, sembako; peraturan bagi pegawai/karyawan, dsb.

9. Nilai Patriotik/Perjuangan
Ø  Nilai yang berhubungan dengan jiwa kepahlawanan, semangat, kecintaan terhadap tanah air.

Ø  Contoh: rela berkorban untuk bangsa dan negara, lebih mementingkan kepentingan bangsa dan negara, berjuang mengusir penjajah, mendukung tim negaranya daripada tim negara lain, dll.

v  Ciri-ciri kebahasaan novel
1.      Susunan kalimat dan paragraf bebas, tidak harus sesuai tata bahasa baku bahasa Indonesia.
2.      Ragam bahasa idiolek
3.      Ciri khas bahasa yang digunakan seseorang.
4.      Gaya bahasa disesuaikan dengan golongan pembaca.
5.      Penggunaan kata tidak baku.
6.      Penggunaan kata denotatif.
7.      Penggunaan kata konotatif
ü  Majas
ü  Ungkapan
ü  Peribahasa

v Menafsir pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel
Ø  Dapat dilakukan dengan cara:
1.      Menafsir/menentukan pesan/amanat.
2.      Menafsir/menentukan makna kalimat-kalimat konotasi.
3.      Menafsir/menentukan kaitan antara peristiwa dalam novel terhadap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan nyata.
4.      Menemukan nilai-nilai kehidupan dalam novel.

v  SOAL DISKUSI
Bacalah kutipan novel buku cetak halaman 115-118 kemudian diskusikan soal-soal di bawah ini!
1.      Apa tema kutipan novel tersebut? Jelaskan dan berilah kutipan!
2.      Sebutkan alur kutipan novel tersebut dan berilah kutipan!
3.      Sebutkan tokoh, watak, dan cara penggambaran watak tokoh dalam kutipan novel tersebut! Berilah kutipan!
4.      Sebutkan latar kutipan novel tersebut dan berilah kutipan!
5.      Sebutkan amanat kutipan novel tersebut dan berilah kutipan!
6.      Sebutkan sudut pandang kutipan novel tersebut dan berilah kutipan!
7.      Sebutkan tiga nilai kehidupan yang terdapat dalam kutipan novel tersebut dan berilah kutipan!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.