NOVEL
v Novel?
ü Karya sastra yang berbentuk prosa fiksi.
ü Menceritakan/menggambarkan
konflik kehidupan seseorang yang berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya.
ü Konflik
mengubah nasib tokoh.
v Ciri-ciri
Novel
1.
Alurnya kompleks.
2.
Konflik mengubah nasib tokoh.
3.
Menceritakan sebagian besar kehidupan tokoh.
4.
Karakter tokoh disampaikan mendetail.
5.
Waktu yang dibutuhkan untuk membaca relatif lebih
lama.
v Perbedan
Cerpen, Novel, dan Roman
UNSUR
|
CERPEN
|
NOVEL
|
ROMAN
|
Alur
|
sederhana/tunggal
|
Kompleks
|
Lebih kompleks
|
Penokohan
|
Karakter tokoh diceritakan tidak
secara mendetail
|
Karakter tokoh diceritakan sampai
mendetail, namun hanya sebagian besar saja
|
Karakter tokoh diceritakan sampai
mendetail, bahkan hingga meninggal dunia
|
Konflik
|
Konflik tidak lengkap, hanya batin
atau fisik
|
Konflik sangat lengkap (batin dan
fisik)
|
Konflik sangat lengkap (batin dan
fisik) bahkan diceritakan secara tragis
|
Cerita
|
Sederhana, hanya sebagian hidup tokoh
|
Kompleks, hampir seluruh perjalanan
hidup tokoh diceritakan
|
Sangat kompleks, bahkan mulai lahir
sampai kematian tokoh diceritakan
|
v
Struktur Novel
- Abstrak
- Orientasi
- Komplikasi
- Evaluasi
- Resolusi
- Koda
- Abstrak
Ø
Ringkasan isi
cerita/inti cerita
Ø
Terdapat pada bagian awal cerita.
- Orientasi
Ø
Bagian penjelasan
mengenai latar waktu dan suasana terjadinya cerita, terkadang juga berupa
pembahasan penokohan atau perwatakan.
- Komplikasi
Ø
Urutan kejadian
yang memiliki hubungan sebab akibat.
Ø
Setiap peristiwa
terjadi karena adanya sebab dan mengakibatkan munculnya peristiwa yang lainnya.
- Evaluasi
Ø
Konflik yang
terjadi pada tahap komplikasi terarah menuju suatu titik tertentu.
- Resolusi
Ø
Muncul solusi
atas konflik yang sedang terjadi.
- Koda
Ø
Bagian akhir atau
penutup cerita dalam novel.
v
Unsur-unsur pembangun novel
1.
Unsur intrinsik
2.
Unsur ekstrinsik
Ø
Unsur intrinsik
Ø
Unsur yang terdapat di dalam cerita.
Ø
Unsur ekstrinsik
§
Unsur yang terdapat di luar cerita.
Ø
Macam-macam Unsur Intrinsik
1.
Tema
2.
Tokoh dan Penokohan
3.
Alur/plot
4.
Latar/setting
5.
Sudut pandang
6.
Amanat
7.
Gaya bahasa
1.
Tema
Ø
Ide/gagasan utama yang mendasari cerita.
2.
Tokoh dan Penokohan
v
Tokoh
ü
Individu rekaan yang mengalami
lakuan/peristiwa/kejadian dalam sebuah cerita.
Ø
Macam tokoh berdasarkan peranannya dalam cerita:
1. Tokoh utama
ü
Tokoh yang menjadi pusat penceritaan.
ü
Terdiri dari tokoh baik (protagonis) dan tokoh jahat
(antagonis).
2. Tokoh bawahan/Tritagonis
ü
Tokoh tambahan yang berfungsi menghidupkan jalan
cerita.
ü
Macam tokoh tritagonis:
1.
tokoh yg berpihak pada tokoh protagonis
2.
tokoh yg
berpihak pada tokoh antagonis
3.
tokoh netral
Ø
Penokohan/Perwatakan/Karakterisasi
ü
Penokohan meliputi:
1.
Penentuan watak/sifat tokoh.
2.
Pelukisan watak tokoh (cara pengarang melukiskan watak
tokoh-tokoh dalam cerita).
Ø
Watak tokoh digambarkan dalam tiga dimensi:
1. Dimensi
fisiologis/Keadaan fisik
Ø
Umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, cacat jasmaniah,
ciri khas yang
menonjol, raut muka, tinggi/pendek, kurus/gemuk, suka senyum/cemberut, dsb.
2.
Dimensi psikologis/ Keadaan psikis
Ø
Watak, kegemaran, temperamen, ambisi, keadaan
emosinya, dsb.
3. Dimensi sosiologis
Ø
Jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras, agama,
ideologi, dsb.
v
Teknik/Cara Penggambaran Karakter/Watak Tokoh
- Penjelasan langsung
pengarang
- Penggambaran melalui
perilaku tokoh
- Penggambaran melalui
lingkungan kehidupan tokoh
- Penggambaran melalui
percakapan/dialog tokoh
- Penggambaran melalui
jalan pikiran dan perasaan tokoh
- Penggambaran melalui
reaksi tokoh lain
v Contoh
- Penggambaran melalui
lingkungan kehidupan tokoh
Terdapat sebuah ruang khusus
untuk berdoa meski rumah Pak Mahardika tidak terlalu luas. Alat untuk berdoa
lengkap berada di dalamnya. Beberapa Alkitab, buku Puji Syukur, Rosario tertata
rapi. Di beberapa ruangan terhiasi berbagai gambar rohani.
•
Watak Pak Mahardika: mementingkan agama
2. Penjelasan langsung
pengarang
Meskipun
Pak Budi memiliki sawah hektaran, rumah bertingkat dan berhalaman luas, puluhan
mobil dan perusahaan di berbagai tempat , tetapi ia sangat pelit. Ketika ada
pembangunan mesjid di komplek rumahnya, tak sedikitpun ia memberikan
sumbangan. Apalagi para tetangga yang meminta pinjaman tak pernah ia beri.
•
Watak Pak Budi : pelit
3. Penggambaran melalui
perilaku tokoh
Sekilas Mira melihat pengemis
berkaki buntung di depan toko. Segera ia turun dari mobilnya dan menghampiri
pengemis tersebut. Dia tersenyum dan membuka dompet yang berada dalam tasnya.
Diambilnya uang seratus ribuan lalu ia berikan pada pengemis itu.
•
Watak Mira : baik hati dan suka menolong
4. Penggambaran melalui
jalan pikiran tokoh
Tak seperti orang kaya lain,
Pak Sukaryo sadar tidak semua orang seberuntung dia dan keluarganya. Setelah
berpikir matang, Pak Sukaryo memutuskan untuk memberikan setengah harta
kekayaanya pada beberapa panti asuhan di kotanya.
•
Watak Pak Sukaryo : baik hati
5. Penggambaran melalui
percakapan tokoh
“Eh, maafkan aku,”ucap Mira.
“Maaf maaf, kalau jalan pake mata jangan maen tabrak orang. Lihat buku dan Ipad
milikku jatuh. Bagaimana kalau rusak ? mau tanggung jawab ?” bentak Indri.
“Tapi aku tidak sengaja.”
·
Watak Indri : temperamen/mudah emosi,
· Watak Mira :
ceroboh
6. Penggambaran melalui
reaksi tokoh lain
Setelah Viky berhasil
menyelesaikan soal matematika di papan tulis, semua bertepuk tangan tak
terkecuali Robi. “VIk, kamu pintar sekali ” Puji Robi. Viky hanya tersenyum dan
kembali ke mejanya.
·
Watak Viky : pintar.
3.
Alur/Plot
Ø
Rangkaian
peristiwa yang membentuk suatu cerita.
Ø
Tahap-tahap alur
dalam novel:
1.
Tahap pengenalan/permulaan/eksposisi
2.
Tahap pertikaian
awal/konflik
3.
Tahap perumitan/peningkatan
konflik
4.
Tahap
puncak/klimaks
5.
Tahap peleraian/antiklimaks/resolusi
6.
Tahap akhir/penyelesaian/keputusan
1. Tahap Pengenalan/Permulaan/Eksposisi
Ø Tahap pelukisan awal
cerita.
Ø Pengarang mengenalkan tokoh-tokoh cerita, karakter,
dan lingkungannya.
2. Tahap Pertikaian Awal/Konflik
Ø
Tokoh utama/protagonis
mulai mengalami masalah/konflik.
3. Tahap Perumitan/Peningkatan
Konflik
Ø
Konflik semakin
melebar dan semakin tinggi.
Ø
Para tokoh terlibat dalam beberapa persoalan baru.
Ø
Tiap watak tokoh tumbuh dan saling memengaruhi sehingga
persoalan semakin rumit.
4.
Tahap Puncak/Klimaks
Ø
Persoalan-persoalan/konflik yg terjadi sampai pada
keadaan yg paling rumit sehingga mencapai suasana paling menegangkan.
5.
Tahap Peleraian/Antiklimaks/Resolusi
Ø
Konflik yg pada tahap
klimaks mencapai puncak ketegangan mulai menurun/mereda.
Ø
Menurun/meredanya konflik tersebut karena tokoh-tokoh
yang mengalami konflik mulai menemukan jalan keluar/pemecahan masalah atau
tokoh-tokoh yang meruncingkan konflik/memanaskan situasi telah meninggal.
6. Tahap Akhir/Penyelesaian/Keputusan
Ø
Penyelesaian
cerita/akhir cerita.
4. Latar/setting
Ø
Keterangan yang mejelaskan/melatari cerita.
Ø
Latar meliputi:
ü
Waktu
ü
Tempat
ü
Suasana
ü
Sosial budaya
Ø
Latar waktu
ü
Keterangan waktu terjadinya peristiwa dalam cerita.
ü
Misalnya: jam, hari, tanggal, bulan, tahun, zaman,
masa, dll.
Ø Latar tempat
ü
Keterangan di
mana terjadinya peristiwa dalam cerita.
ü
Menggambarkan:
1.
tempat/ruang
(sekolah, rumah, pasar, kamar tidur, kebun, dll.),
2.
wilayah geografis
(desa, kota, pulau, hutan, dll.).
Ø
Latar suasana
Ø
Keterangan
suasana terjadinya peristiwa.
Ø
Misalnya: tenang,
panik, mencekam, sepi, tertekan, emosi, mengharukan, dll.
Ø Latar sosial budaya
Ø
Keterangan yang
berhubungan dengan kondisi sosial budaya yang ada dalam cerita.
Ø
Meliputi:
ü
kebiasaan hidup,
ü
adat
istiadat/tradisi,
ü
pandangam hidup,
ü
agama,
ü
kesenian,
ü
bahasa, dll.
5.
Sudut pandang
Ø
Cara pandang yang digunakan pengarang dalam bercerita.
Ø
Jenis sudut pandang pengarang:
1.
Sudut pandang orang pertama
2.
Sudut pandang orang ketiga
1. Sudut pandang orang pertama
Ø
Ciri-cirinya:
§
Menggunakan kata
ganti orang pertama ( aku atau saya).
Ø Jenis:
1.
Sudut pandang
orang pertama pelaku/tokoh utama
2.
Sudut pandang
orang pertama pelaku/tokoh sampingan/tambahan
Ø
Sudut pandang
orang pertama pelaku utama
ü
Pengarang
terlibat dalam cerita dan berperan sebagai tokoh utama.
ü
Pengarang
menceritakan semua peristiwa yang dialaminya, baik lahiriah maupun batiniah.
Ø
Sudut pandang
orang pertama pelaku sampingan
ü
Pengarang
terlibat dalam cerita dan berperan sebagai tokoh tambahan.
ü
Pengarang
menceritakan peristiwa yang dialami tokoh lain dan pengarang terlibat dalam
peristiwa tersebut.
2.
Sudut pandang orang ketiga
Ø
Pengarang tidak terlibat dalam cerita.
Ø
Pengarang sebagai narator.
Ø
Ciri-cirinya:
ü
Menggunakan kata ganti orang ketiga: ia, dia, nama
orang.
Ø
Jenisnya:
1.
Sudut pandang orang ketiga serbatahu.
2.
Sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat/terbatas.
Ø
Sudut pandang
orang ketiga serba tahu
ü
Pengarang tidak
terlibat dalam cerita.
ü
Pengarang
berperan sebagai narator yang mahatahu.
ü
Pengarang
menceritakan semua peristiwa yang dialami tokoh lain, baik yang terlihat maupun
yang tidak terlihat.
Ø Sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat/terbatas.
ü
Pengarang tidak
terlibat dalam cerita.
ü
Pengarang
menceritakan peristiwa yang dialami tokoh lain yang bisa dilihat, didengar, dan
dirasakan.
Ø Contoh:
- Orang ketiga serbatahu
Sudah genap satu bulan dia menjadi pendatang baru di komplek perumahan
ini. Tapi, belum satu kali pun dia terlihat keluar rumah untuk sekedar
beramah-tamah dengan tetangga yang lain, berbelanja, atau apalah yang penting
dia keluar rumah.
“Apa mungkin dia terlalu sibuk, ya?” pikir salah seorang tetangganya. “Tapi, masa bodoh! Aku tak rugi karenanya dan dia juga tak akan rugi karenaku.”
Pernah satu kali dia kedatangan tamu yang kata tetangga sebelah adalah saudaranya. Memang dia sosok introvert, jadi walaupun saudaranya yang datang berkunjung, dia tidak bakal menyukainya.
“Apa mungkin dia terlalu sibuk, ya?” pikir salah seorang tetangganya. “Tapi, masa bodoh! Aku tak rugi karenanya dan dia juga tak akan rugi karenaku.”
Pernah satu kali dia kedatangan tamu yang kata tetangga sebelah adalah saudaranya. Memang dia sosok introvert, jadi walaupun saudaranya yang datang berkunjung, dia tidak bakal menyukainya.
2. Orang pertama sebagai tokoh utama
Pagi ini begitu cerah hingga mampu mengubah suasana jiwaku yang tadinya
penat karena setumpuk tugas yang masih terbengkelai menjadi sedikit
teringankan. Namun, aku harus segera bangkit dari tidurku dan bergegas mandi
karena pagi ini aku harus meluncur ke Kedubes Australia untuk mengumpulkan
berita yang harus segera aku laporkan hari ini juga.
3. Orang pertama tokoh sampingan
Aku masih melihatnya termenung di sebelahku. Aku merasa, dia tengah
bersedih, Tetapi, aku tak tahu apa yang membuatnya bersedih. Untuk memecah
ketidaktahuanku itu, aku pun lantas bertanya kepadanya. “Kau, kenapa?” Dia
masih terdiam, belum juga menjawab tanya. Setakat, dia pun berujar, “aku
baik-baik saja.”
4. Orang ketiga sebagai pengamat
Entah apa yang terjadi dengannya. Datang-datang ia langsung marah.
Memang kelihatannya ia punya banyak masalah. Tapi kalau dilihat dari raut
mukanya, tak hanya itu yang ia rasakan. Tapi sepertinya ia juga sakit. Bibirnya
tampak kering, wajahnya pucat,dan rambutnya kusut berminyak seperti satu minggu
tidak terbasuh air. Tak satu pun dari mereka berani untuk menegurnya, takut
menambah amarahnya.
5. Orang pertama sebagai tokoh sampingan
Sekali hari aku datang pula mengupah Kakek. Biasanya Kakek gembira
menerimaku, karena aku suka memberinya uang. Tapi sekali ini Kakek begitu
muram. Di sudut benar ia duduk dengan lututnya menegak menopang tangan dan
dagunya. Pandangannya sayu ke depan, seolah-olah ada sesuatu yang yang mengamuk
pikirannya. Sebuah belek susu yang berisi minyak kelapa, sebuah asahan halus,
kulit sol panjang, dan pisau cukur tua berserakan di sekitar kaki Kakek. Tidak
pernah aku melihat Kakek begitu durja dan belum pernah salamku tak disahutinya
seperti saat itu.
6. Amanat
ü
Pesan yang
disampaikan pengarang dalam cerita.
ü
Amanat bisa
disampaikan secara tersurat/eksplisit dan tersirat/implisit.
7. Gaya bahasa
ü
Corak/ciri khas
bahasa yang digunakan pengarang dalam cerita.
ü
Meliputi:
·
Struktur bahasa
yang digunakan
·
Diksi/pilihan
kata (penggunaan kata denotasi, konotasi, penggunaan kosakata daerah tertentu).
v Nilai Kehidupan dalam Cerpen
Ø Nilai?
ü Sesuatu yang berharga, penting,
berguna/bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Ø Nilai Kehidupan yang Terkandung dalam Novel
1. Nilai moral
2. Nilai etika
3. Nilai agama/religius
4. Nilai sosial
5. Nilai budaya
6. Nilai pendidikan
7. Nilai estetika/keindahan
8. Nilai politis
9. Nilai patriotik
1.
Nilai
Moral
Ø Nilai yang berhubungan dengan perbuatan
baik atau buruk, etika, dan budi pekerti.
Ø Contoh: berbakti kepada orang tua , jujur , sopan, sabar ,
Ikhlas, dll.
2. Nilai Etika
Ø Nilai yang berkaitan dengan sopan santun
dalam kehidupan bermasyarakat.
Ø Contoh: berbicara sopan terhadap orang tua,
menghormati orang tua, mematuhi sopan santun yang berlaku di masyarakat, dsb.
3. Nilai Agama/Religius
Ø Nilai yang berhubungan dengan kegiatan
ibadah, kepercayaan, atau unsur ketuhanan.
Ø Contoh:cara beribadah kepada Tuhan, rajin berdoa, rajin
membaca kitab suci, melakukan ritual keagamaan/keyakinan tertentu, dsb.
4. Nilai Sosial
Ø Sesuatu yang berhubungan dengan norma dan
interaksi dalam kehidupan bermasyarakat.
Ø Contoh: saling memberi, tenggang rasa, saling menghormati,
saling membantu, gotong royong, menjengguk teman yang sakit, dll.
5. Nilai Budaya
Ø Sesuatu yang berhubungan dengan adat
kebiasaan, tradisi/adat-isitiadat, pemikiran, dan hasil karya cipta manusia.
Ø Contoh: adat istiadat, adat perkawinan, adat kematian,
cara berpakaian, kesenian, bahasa, dll.
6. Nilai Pendidikan
Ø Nilai yang berhubungan dengan pengubahan
tingkah laku dari buruk ke baik.
Ø Contoh: berubah menjadi lebih baik, rajin,
ulet, maju, sadar akan kesalahan yang telah diperbuat dan berusaha berbuat
baik, dll.
7. Nilai Estetika/Keindahan
Ø Nilai yang berkaitan dengan hal - hal yang
menyenangkan dan keindahan.
Ø Contoh: bahasa yang indah, puitis, menarik;
penggambaran latar yang menarik, penggambaran tokoh yang istimewa, dsb.
8. Nilai Politis
Ø Nilai yang berkaitan dengan ketatanegaraan
maupun kebijakan dalam menjalankan pemerintahan.
Ø Contoh: menurunkan harga BBM, sembako;
peraturan bagi pegawai/karyawan, dsb.
9. Nilai
Patriotik/Perjuangan
Ø Nilai yang berhubungan dengan
jiwa kepahlawanan, semangat, kecintaan terhadap tanah air.
Ø Contoh: rela berkorban untuk
bangsa dan negara, lebih mementingkan kepentingan bangsa dan negara, berjuang
mengusir penjajah, mendukung tim negaranya daripada tim negara lain, dll.
v
Ciri-ciri
kebahasaan novel
1.
Susunan kalimat
dan paragraf bebas, tidak harus sesuai tata bahasa baku bahasa Indonesia.
2.
Ragam bahasa
idiolek
3.
Ciri khas bahasa
yang digunakan seseorang.
4.
Gaya bahasa
disesuaikan dengan golongan pembaca.
5.
Penggunaan kata
tidak baku.
6.
Penggunaan kata
denotatif.
7.
Penggunaan kata
konotatif
ü
Majas
ü
Ungkapan
ü
Peribahasa
v
Menafsir pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam
novel
Ø Dapat dilakukan
dengan cara:
1.
Menafsir/menentukan pesan/amanat.
2.
Menafsir/menentukan makna kalimat-kalimat konotasi.
3.
Menafsir/menentukan kaitan antara peristiwa dalam
novel terhadap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan nyata.
4.
Menemukan nilai-nilai kehidupan dalam novel.
v SOAL DISKUSI
Bacalah kutipan novel buku cetak
halaman 115-118 kemudian diskusikan soal-soal di bawah ini!
1.
Apa tema kutipan novel tersebut? Jelaskan dan berilah
kutipan!
2.
Sebutkan alur kutipan novel tersebut dan berilah kutipan!
3.
Sebutkan tokoh, watak, dan cara penggambaran watak tokoh
dalam kutipan novel tersebut! Berilah kutipan!
4.
Sebutkan latar kutipan novel tersebut dan berilah
kutipan!
5.
Sebutkan amanat kutipan novel tersebut dan berilah
kutipan!
6.
Sebutkan sudut pandang kutipan novel tersebut dan berilah
kutipan!
7.
Sebutkan tiga nilai kehidupan yang terdapat dalam kutipan
novel tersebut dan berilah kutipan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.